SUMEDANG BANGKIT

SUMEDANG BANGKIT
Tim Pelajar 2013

Senin, 19 November 2012

OLAHRAGA PENUH MISTIS

Sungguh kalian akan tercengang dan ingin kembali pulang ketika kalau kita ingin tampil dalam suatu pertandingan bahkan event resmi,,tapi apa yang pengurus tanyakan targetnya apa????ya kalau yang normal pasti dalam hatinya ragu untuk menyebutkan terget melihat lawan yang akan dihadapi dan melihat sarana prasarana yang digunakan saat kita latihan.
Itu pengalaman orang yang tidak tahu apa arti olahraga prestasi yang  "ditipu" oleh PENGURUSnya. karena olahraga prestasi itu bukan hal yang instans di dapat banyak faktor yang harus diperhitungkan, sarana prasarana, program latihan, mental dan masih banyak faktor lainya. Tapi pengurus hanya datang ketika ada perlunya saja,,katakanlah itu proyek di negeri ini. Datang pun bukan menanyakan bagaimana latihanya dan apa keluhanya, tapi malah langsung targetnya apa????sakit ini pengurus...
Dulu emang begitu tapi sekarang kalau ada yang datang dan nanya begitu jawab aja apa yang udah ANDA berikan pada cabor ini???sarana apa yang anda berikan???apa sudah sama dengan standar pertandingan???apa ANDA mendukung dalam Program latihan????liat bung yang lain juga yang juara itu bagaimana caranya...ga ada yang juara ga latihan pake MISTIS langsung juara...INGAT PERJUANGAN DAN DOA...
alasanya dana APBD tidak ada...benarkah demikian????kalau emang tidak ada kenapa yang korupsi makin banyak????atau uang olahraga dimakan juga???jangan bilang uang tidak ada karena birokrasi kita emang harus bisa2 membuat program yang bisa mencairkan anggaran.
semoga ini menjadi buat pembaca yang mengalami nasib keterpurukan di olahraga.Bangkitkan semangat sportivitas dan fairplay yang menjadi patokan dalam jiwa olahragawan. Kalian yang bersemangat tidak salah,,lanjutkan semangat kalian. karena kita terlanjur dilahirkan di kalangan yang penuh Mistis.

Sabtu, 08 September 2012

LATIHAN bukan "REMAJA LABIL"

Sebuah kisah yang sangat tak mengherankan di negri ini, ketika orang-orang berlaga gaya dengan barang mewahdan barang baru. Kehidupan anak remaja zaman sekarang sangat identik dan terlihat "gaya" ketika mengikuti zaman, BB, ANDROID dan entah apalagi setelah apel malang yang menjadi ikon anak muda zaman sekarang. Mereka seolah bangga dengan hal itu tanpa mengetahui bahwa tujuan dan fungsinya sama yaitu mengirm pesan. Namun seolah tak mau ketinggalan zaman mereka rela menghabiskan koin demi koin emas untuk membeli hal itu. Tak pernahkah berpikir betapa nikmatnya menikmati menit demi menit yang ada di depan mata???
Oke seorang pelatih jangan seperti itu seorang pelatih harus punya perhitungan yang tepat cepat dan efektif. Tak perlu barang baru tapi bisa membuat barang yang lama keliatan baru dengan berbagai modifukasi yang membuat atlet tidak meras jenuh. Pelatih harus tau kenapa lari 20 menit?kenapa bola banyak 5 menit dan kenapa bebanya harus 50 kg???Kepelatihan olahraga ilmu pasti yang bisa di hitung dan bisa dicarikan parameternya. Jadi ketika anda berlatih tanpa mengetahui kenapa anda berlatih seperti itu dan tidak bisa dijelaskan maka anda menggunakan metode yang UNTUNG-UNTUNGAN dan tak akan ada hasil yang bisa dibanggakan.
Sudah saatnya Olahraga Indonesia menggunakan Pelatih yang benar-benar tahu apa itu latihan dan bagaimana cara latihan. Pakailah jasa pelatih yang bisa mendeskripsikan program latihanya jangan menggunakan pelatih yang hanay mempnyai penglaman dari apa yang dia dapat di masa lampau....
PELATIH OLAHRAGA ADA ILMUNYA DAN UNTUK ITU JANGAN SEKALI-KALI GUNAKAN PELATIH YANG LULUSAN SARJANA HUKUM APALAGI SARJANA POLITIK...

Sabtu, 11 Agustus 2012

YANG HILANG DI TENIS MEJA JABAR


Saat ini banyak orang di jawabarat yang merasa berperan penting dalam memajukan tenismeja jawa barat, namun mari kita lihat sejauh mana yang mereka katakan memajukan tenis meja Jawa Barat.
pertama oknum yang merasa paling membawa kemajuan di tenismeja jawabarat adalah para penggiat di PTM-PTM yang ada di Jawabarat, ketika mereka mengatakan demikian padahal di belakangnya anak asuhnya atau atletnya berlatih berkeliling di tempat-tempat yang bukan hanya di PTMnya. ini ironis karena pihak PTM hanya merasa bangga ketika klubnya menjuarai sebuah event tanpa mengetahui bagaimana cara melatih dan sejauh mana atlet itu mengalami kemajuan. sungguh Ironis bukan ketika atlet ungulan bahkan sampe pemula dijadikan ajang pembelian pemain yang tidak mendidik secara moral. bahkan ketika pemilik PTM itu berniat untuk memndidik karakter atlenya namun karena wadah yang dimilikinya kurang cukup dan membiarkan atlet berkeliaran begitu saja membuat atlet curi-curi kesempatan di tengah kacaunya pergaulan yang ada di daerah jawabarat di tambah uang yang berlimpah yang didapat dari hasil sebuah event ataupun sebuah pemberian dari hasil udar ider ke berbagai PTM.
Kedua pihak penyelenggara pertandingan yang merasa event yang diadakan membuat pembinaan atlet jawabarat membuat maju pertenismejaan JABAR, namun kenyataanya sama keterbatasan dari pihak terkait membuat patah semnagt atlet yang kemampuanya dikatakan mengambang. Belum lagi masalh pencurian umur yang tak pernah ada perbaikan dari tahun ke tahun. mau dibawa kemana kejuaraan ini dan apa dampak dari kejuaraan ini yang belum terpikirkan oleh pihak penyelenggara.
OKELAH semuanya ini sangat baik dan merupakan sebuah usaha, tapi BELUM ADANYA YANG MEMIKIRKAN MEMBUAT WADAH PENJARINGAN ATLET TENIS MEJA JAWABARAT UNTUK MELAKUKAN TRAINING CENTER YANG BERFOKUS DISATU TEMPAT membuat atlet yang ada berburu mencari pundi-pundi uang kesana kemari selagi ada bos bos yang memberi mereka sesuap nasi. Ironis sekali karena pendidikan karakter yang berjiwa sportif dan fair pay hampir terlupakan.
Dulu mendengar cerita senior-seniot yang ada tenis meja jawabarat sangat di segani provisnsi lain, kita dengar nama ANTON SUSENO orang Indramayu katanya tapi saya belum ketemu, ASEP AJIDULSALEH dari Gani Arta, AGUS SANTO, terus jaman anak-anak NHI dan GANI ARTA menjadi nama PTM yang disegani dengan berbagai seleksi untuk masuk tim PTM tersebut, dan menjadi kebanggaan untuk masuk kesana, namun kini itu sudah menjadi kenangan manis yang sangat kita rindukan, bahkan PPLP tenis meja pun sudah tidak ada lagi. Kini tinggal PTM-PTM yang pemainya hampir itu-itu saja.
rindukah kita pada sistem pembinaan yang tertulis dan nyata terlihat di sebuah PTM????
SEMOGA INI MENJADI MOTIVASI BAGI PARA PEMBACA APALAGI YANG PUNYA DANA UNTUK PENGEMBANGAN TENISMEJA BAHWA YANG HILANG ADALAH PEMBINAAN YANG DULU PERNAH DIRASAKAN PEMAIN SENIOR YANG SUKSES DI JAMANYA PADA SUATU TEMPAT TIM PELATIH YANG SOLID DAN MANAJEMEN YANG PROFESIOANAL.
AYO BANGKIT SAHABAT TENIS MEJA

Rabu, 18 Juli 2012

Olahraga di Mata Indonesia

 Sangat disayangkan, di negeri ini olah raga kurang mendapatkan prioritas yang menjanjikan,sehingga meski minat anak bangsa ini besar namun kepedulian pemerintah masih rendah, sehingga honor untuk orang-orang di bidang olahraga belum semua diperhatikan serius, seandainya pemerintah memperhatikan semua bidang olah raga dan di hargai seperti di luar negeri, tentu saja akan menambah aset yang begitu besar untuk masyarakat pada umumnya.
       Tidak ada perhatian terhadap pelatihan yang profesional membuat para pelatih kebingungan mengembangkan ilmunya, bahkan kini pelatih terbaik Indonesia banyak yang mengembangkan ilmu kepelatihanya di negara lain, contoh di Bulutangkis. Ini berbeda dengan Cina yang Olahraganya berkembang pesat, bahkan untuk penelitian untuk pendidikan dan parameter pun Cina merahasiakan ilmu kepelatihan dan data kondisi fisik atletnya saat latihan. Belum lagi dunia Biomekanika Olahraga yang menjadi acuan utama efesien teknik dengan berbagai perkembanganya Indonesia sangat jauh tertinggal dari negara-negara lain yang menyikapi Olahraga dengan serius.
   Sebenarnya banyak aspek yang menjadi keuntungan mengembangkan Olahraga diantaranya, bisnis dan entertaining yang mendidik bangsa. Banyak atlet dan pelatih yang menjadi model iklan bahkan "gosip" atau isu atlet diluar negeri lebih ramai dibicarakan diluar sana beda dengan di Indonesia yang lebih ramai membicarakan gosip-gosip murahan dan komentar-komentar pedas terhadap pemerintahan namun tanpa ada solusi yang baik dari para komentator. SUNGGUH IRONIS.      
       Bangsa ini sangat berharap jangan sepelekan bidang tersebut, yang mana akan membawa kemakmuran bila dikelola dengan baik,  dan tidak membedakan si kaya dan si miskin, saya melihat di bidang olah raga tertentu yang masih terlihat banyak etnis-etnis tertentu yang dapat masuk ke sana. Sangat di sayangkan  para pencari bakat, seharusnya di sekolah-sekolah masih banyak memiliki bakat terpemdam, namun yang dicari hanya tempat-tempat khusus, boleh dikatakan sekolah olahraga, seharusnya pencarian bakat dapat lewat sekolah-sekolah pada umumnya.
    Kedepannya pasti akan lebih banyak anak-anak bangsa yang bermunculan, bukan malah import dari luar negeri, sangat ironis pemikiran para pembuat keputusan yang salah, padahal anak-anak bangsa masih banyak yang jauh lebih baik andai dididik dan di biayai, bukan hanya orang-orang kaya saja yang tampil. Coba renungkan dan amati sebagaimana saya utarakan. Rasa Nasionalisme yang masih kurang sehingga anak-anak bangsa di nomor duakan, ibarat hanya sebagai kacung ataupun penonton saja.



Selasa, 17 Juli 2012

TENIS MEJA YANG TERLUPAKAN

Aspek dalam penentuan olahraga prestasi terbagi menjadi empat aspek yaitu: fisik, teknik taktik dan mental. Banyaknya sekolah tenis meja yang berkembang di Indonesia sangat cenderung dengan "proyek karbitan". Tuntutan terhadap pelatih dari KONI dan tuntutan terhadap prestasi olahraga daerah sangat terdesak dengan biaya dari pemerintah itu sendiri yang mengakibatkan sangat banyaknya proyek karbitan di dunia olahraga tenis meja saat ini.
Mari kita evaluasi dunia tenis meja yang ada sekarang ini, banyak pelatih yang memiliki kharisma di Indonesia yang kalau diberi kesempatan lebih untuk menata tenis meja Indonesia akan sangat baik. Namun kenyataanya pelatih bagus cenderung dengan pelatih yang mata duitan,benarkah demikian??? Ini sebuah pernyataan yang ironis untuk dijawab di tengah melorotnya prestasi olahraga tenis meja yang sempat mencapai top performa di era Anton Suseno pada tahun 90an namanya mencuat dan terkenal hingga daratan eropa. Kemampuan bertahan yang baik di tunjang dengan fisik yang baik menjadikan pemain asal Indramayu ini di segani oleh lawan-lawan di kawasan Asia Tenggara. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap pelatih-pelatih atlet usia dini membuat pelatih mencari sesuap nasi tanpa memperdulikan kualitas yang dia berikan kepada atletnya.Sangat sulit mencari pelatih yang memberikan materi yang baik dengan biaya yang pas-pasan. Ini dimaklumi karena untuk jadi pelatih yang baik itu perlu ilmu yang tinggi. Namun paradigma Pemerintah Indonesia saat ini beranggapan kalau pelatih itu gampang dan mantan atlet akan menjadi pelatih yang baik. Kenyataanya tidak demikian seorang pelatih harus memiliki wawasan yang luas, harus mempunyai  perencanaan program latihan yang jelas dan yang paling penting adalah jiwa yang mengerti akan kondisi atletnya, karena pelatih yang baik adalah pelatih yang bisa mengasah kemampuan yang dimiliki atletnya dan meminimalisisr kekurangan atletnya, bukan membentuk atlet menjadi seperti dirinya.
Kembali pada pokok pembahasan yaitu banyaknya aspek yang terlupakan pada pembinaan usia dini membuat tenis meja Indonesia sulit untuk berkembang, di tambah lagi pengelolaan tentang pencurian umur membuat geliat tenis meja kurang terlihat. Pada dasarnya setiap pembinaan di Sekolah tenis meja memberikan keempat aspek fisik, teknik, taktik dan mental, namun pada kenyataanya aspek mental sangat sering sekali dilupakan, banyak pelatih yang mengabaikan tentang pentingnya belajar mental. Sebenarnya mental sangat mempengaruhi kemajuan perkembangan anak. Rasa disiplin, saling menghargai, dan bekerja keras sangat wajib diajarkan pada setiap atlet yang dibina di sekolah tenis meja. Mental merupakan hal kecil yang sering terlupakan namun peran mental sangat besar yang bisa menentukan perkembangan atlet kedepanya.
Terkait kondisi fisik di tenis meja sangat jarang pelatih yang mengetahui tentang bagaimana sebenarnya aspek-aspek fisik yang penting di tenis meja. Ini dimaklumi karena keunikan tenis meja yang memiliki banyak acuan yang bervariasi membuat pelatih awam sulit menentukan program pelatihan kondisi fisik. Padahal yang menjadi fondasi utama permainan tenis meja adalah fisik, teknik yang sangat baik sekali pun tidak akan bisa berjalan tanpa di topang fisik yang kuat. Proses karbitan juga terjadi di program fisik, aspek fleksibilitas sangat jarang sekali terlihat. Kelenturan yang dimiliki atlet-atlet di Indonesia sangat kurang, terlihat dari pergelangan tangan dalam pengambilan servis terlihat jelas bagaimana perbedaan  kelenturan antara atlet dunia dan atlet nasional kita.

SEDIKIT SOLUSI atau MASUKAN

Tenis meja adalah olahraga permainan dimana aspek fisik sebagai fondasi yang akan menunjang teknik, dan ketika kedua aspek itu dapat dikuasai maka taktik pun bisa untuk digunakan untuk mencapai tujuan atau prestasi.Namun ketika ketiga aspek itu sama dengan lawan maka faktor mental yang akan menentukan prestasi yang dicapai atlet. Keempat komponen ini harus diberikan disetiap kali latihan karena tenismeja perlu pemikiran yang cerdas dan juga efesiensi gerak harus se efektif mungkin.
Dan jangan lupa Fisik yang terdiri dari Fleksibilitas, kecepatan, kekuatan dan daya tahan harus dipahami betul dalam pemberiaan latihan. Gunakan metode yang pas untuk membuat suasana minimal seperti saat pertandingan dan seharusnya latihan harus dua kali lipat intensitasnya dengan intensitas yang terjadi pada saat pertandingan. gunakan simulasi yang tepat dan dari simulasi juga kita menentukan parameter untuk diberika pada atlet...

Semoga bermanfaat dan maju terus tenis meja Indonesia

Senin, 04 Juni 2012

Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang



Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang

PDF

Print

E-mail


Tahukah kita asal usul Tahu Sumedang? Dari data historis, terungkap pengrajin tahu pada awalnya dirintis sejak abad ke 20-an. Konon ini berkaitan dengan “Perjalanan” orang yang bernama Ong Kino, sebagai imigran China ke Sumedang tahun 1900.
Menurut Ong Yoe Kim (71), tokoh tahu Sumedang. Kata “Tahu” itu berasal dari China yakni “Tao Hu” yang maknanya (Tao=Kacang, Hu=Lumat) atau sebagian orang cina menyebut “Tahu” sebagai daging tak bertulang.
Adapun Ong Kino adalah ayah kandung Ong Bun Keng, lelaki asal negeri China itu terinspirasi membuat tahu berbahan baku kedelai, karena kecintaan istrinya terhadap tahu. Sebagai “cikal bakal” tahu Sumedang, maka Ong Kino membuat tahunya dengan bahan baku kedelai lurik mirip telor puyuh. Kedelai itu merupakan jenis kedelai langka untuk ukuran sekarang. Awalnya tahu yang dibuat itu berukuran besar dan tebal. Lalu disiasatilah oleh Ong Kino dengan cara membagi tahu itu menjadi empat bagian supaya ukurannya tak terlalu besar. Selanjutnya Ong Kino memberi garam ke potongan tahu yang sudah berbentuk persegi itu.
Senada yang dikemukakan Ong Ce Ciang yang lebih suka dipanggil Suryadi (42),cucu dari Ong Bunkeng. “Tadinya mencoba mengolah Tahu itu untuk konsumsi keluarga sehari-hari, tapi karena banyak teman-teman kakeknya yang datang kerumah dan sering mencicipi tahu buatannya, maka di buatlah yang banyak sambil terpikir kenapa tidak di jual sajah ke masyarakat yang luas.
Pada sekitar tahun 1900, tahu cina ukuran kecil yang dirintis oleh Ong kino mulai di pasarkan oleh anaknya Ong Bun keng. Tahu buatan tahun 1917 itu merupakan cikal bakal harumnya nama tahu Sumedang. Usaha tahunya semakin maju sejak di kelola Ong Bun Keng di jalan 11 april 53 Tegalkalong, yang lebih dikenal dengan sebutan “Tahu Bun keng”.
Ketika dalam Sumedang pangeran soeriatmadja atau dalam mekah yang akan prgi ke daeraah Situraja mampir mencicipi Tahu buatan Ong bun keng, ternyata lezat dan gurih itu diapun berkata”Geuning ngeunah ieu kadaharan teh, moal burung payu geura (lezat dan enak makanan inih, pasti akan laku)”.
Ucapan pangeran itu mendongkar semangatnya untuk mengembangkan usaha yang lebih propesional, dan ternyata yang tahu bun keng yang awalnya hanya dikerjakan oleh keluarga, kini bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar yang jumlahnya mencapai 30 orang.
Dan sejak tahun 1950, nama Bun keng Tahu makin berkembang dan kian banyak menyukainya sehingga kini sudah buka cabang di jln.M.Abdurahman No.50 dan 155 serta di jln. Prabu Gajah Agung ujar suryadi(Ong ce Ciang). Cucu ong bun keng keturnan ke-empat itulah yangsekarang di percaya untuk mengelola tahu bun keng. Meskipun cukup sukses mengolah usaha tahunya, suryadi berharap bisa bermitra dengan pengusaha tahu lainnya.

STRATEGI DAN PROGRAM KONI, SEMANGAT OLAHRAGA INDONESIA


Strategi dan Program

STRATEGI:
PENGUATAN FUNGSI ORGANISASI KONI PUSAT DAN KONI PROVINSI,  SERTA PENGURUS BESAR  DAN PENGURUS PUSAT INDUK CABANG OLAH RAGA.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA DARI SEMUA UNSUR, BAIK PELATIH, MANAJER, ATLET, MAUPUN STAF, DAN MENGOPTIMALKAN SARANA PRASARANA OLAHRAGA GUNA MENINGKATKAN PRESTASI ATLET, KINERJA PELATIH DAN MANAGER.
MELAKUKAN REKRUTMENT DAN PEMBINAAN ATLET SECARA BERTINGKAT DAN BERKELANJUTAN, MELALUI PROGRAM STRATEGIS PRIMA, MULAI DARI ATLET PRATAMA SAMPAI ATLET MUDA DAN UTAMA, DENGAN PENERAPAN  SPORT SCIENCE &  TECHNOLOGYSERTA MEMBANGUN KARAKTER OLAHRAGAWAN YANG MELIPUTI ATLET, PELATIH, MANAJER DAN STAF KONI DAN KONI PROVINSI, GUNA MENCAPAI PRESTASI OLAHRAGA DI TINGKAT DAERAH, NASIONAL, DAN INTERNASIONAL.
MENDORONG KERJASAMA ANTAR LEMBAGA PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG SINERGITAS KEOLAHRAGAAN NASIONAL, TERMASUK DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA KEOLAHRAGAAN DARI NEGARA-NEGARA SAHABAT.
PROGRAM:
MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN KEMENEGPORA, KEMENDIKNAS, KEMENBUMN, KEMENKOKESRA, KEMENPU, PEMDA (PROPINSI, KABUPATEN DAN KOTA), KOI, KOMI, KONIDA DAN PB/PP SERTA LEMBAGA PENDIDIKAN (UNIVERSITAS, AKADEMI DAN SEKOLAH2 OLAHRAGA ) SERTA PERUSAHAAN2 SWASTA BERUPA MOU DI BIDANG ANGGARAN, INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL ATLET.
MEMBINA ORGANISASI KONI DAN KONI PROVINSI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI DALAM REKRUTMEN SERTA PEMBINAAN ATLET DI DAERAH DAN MENGEFEKTIFKAN FUNGSI PPLP DAN PPLM, SERTA CLUB-CLUB OLAHRAGA DENGAN MEMBENTUK SATUAN PELAKSANA PROGRAM INDONESIA EMAS DAERAH,  SEBAGAI UPAYA MENGATASI KENDALA AKADEMIS BAGI ATLET YANG MASIH DUDUK DI BANGKU SEKOLAH DAN BAGI ATLET YANG BEKERJA SEBAGAI PROFESIONAL.
MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN FUNGSI SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DI  TINGKAT DAERAH MAUPUN PUSAT, SERTA FASILITAS OLAHRAGA TNI DAN POLRI, GUNA MENINGKATKAN PRESTASI ATLET DAERAH DAN ATLET ANDALAN NASIONAL.  INIPUN SEBAGAI SUATU TEROBOSAN, GUNA MENGATASI KENDALA TERUTAMA DI DAERAH DIHADAPKAN KEPADA SEGALA KETERBATASAN STAKE HOLDER OLAHRAGA DI DAERAH.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM SERTIFIKASI PELATIH DAN WASIT,  MELALUI KURSUS-KURSUS PENDIDIKAN DAN KEPELATIHAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM BEASISWA UNTUK ATLET DAN PELATIH, SERTA STAF KONI DAN KONI PROVINSI SERTA SATLAK PRIMADA.   PROGRAM INI ADALAH BENTUK REWARD YANG HARUS KITA BERIKAN DALAM RANGKA MEMBERIKAN KESEJAHTERAAN BAGI MEREKA YANG BERPRESTASI.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA PRESTASI DI MASING- MASING  DAERAH, YANG LEBIH DI FOKUSKAN DENGAN MENENTUKAN SENTRA- SENTRA KEUNGGULAN SETIAP  CABOR MELALUI KEJUARAAN-KEJUARAAN ANTAR WILAYAH (PORWIL) DENGAN PENDEKATAN SPORT SCIENCE AND TECHNOLOGY. PROGRAM INI HARUS KITA WUJUDKAN SECARA OPTIMAL BILA KITA INGIN MEMILIKI KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KEUNGGULAN KOMPERATIF DALAM PERCATURAN OLAHRAGA INTERNASIONAL.

KEUNGGULAN TENIS MEJA


  • Kelihatannya biasa, tapi tenis meja olahraga istimewa. Bisa sebagai terapi tambahan, bisa pula memperbaiki kinerja kita dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti tenis meja merupakan cabang olahraga yang cukup efektif dalam menghasilkan keringat. Dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO. menjelaskannya dalam tulisan berikut.
Dibandingkan dengan yang lainnya, tenis meja memiliki beberapa keunggulan. Cabang olahraga ini mempunyai peran sangat penting dalam bidang rehabilitasi. Ia merupakan terapi rekreasi yang tak ternilai harganya untuk penyandang cacat fisik seperti polio, paraplegia, hemiplegia, ampute (bagian badannya ada yang diamputasi), radang sendi, dan lain-lain. Bahkan, pun untuk penderita penyakit mental. Karena itu, dewasa ini di semua instansi perawatan penyakit mental negara-negara maju, tenis meja digunakan sebagai olahraga untuk terapi tambahan.
Sebagai olahraga pendukung, permainan "tenis" di meja kecil ini bisa pula membantu memantapkan kondisi untuk olahraga lain. Belum disebut pula perannya yang sangat berarti untuk meredakan ketegangan atlet olahraga lain saat musim kompetisi seperti atlet catur dan bridge. Bahkan kalau Anda memiliki anggota keluarga yang sudah lanjut usia, tenis meja juga bagus untuk mereka. Semua itu, oleh karena tenis meja mempunyai pengaruh pemantapan kondisi.
Secara fisologis saja, olahraga ini sudah memberi keuntungan kepada para pemainnya. Pada waktu melakukannya, segala penyimpangan masalah kesehatan dan tekanan kehidupan sehari-hari akan berkurang. Dari penelitian-penelitian tampak bahwa setelah berolahraga mereka menjadi lebih segar bugar.
Jangan pula dikira, respons yang otomatis dan sangat cepat dalam permainan tens meja tidak memberikan keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang atlet tenis meja cenderung memiliki reaksi lebih cepat dalam keadaan gawat mendadak.
Paling Cepat
  • Sifat pingpong sangat individualistik. Pun ia merupakan cabang olahraga yang ekspresif dan temperamental. Untung saja, karena bukan tergolong olahraga kontak, cedera jarang terjadi.
Cedera akut, subakut, dan kronis terutama terjadi pada lengan yang digunakan untuk main, dan tungkai atau kaki, meski yang terakhir ini lebih jarang. Seperti halnya olahraga lain, sesekali jatuh dapat pula terjadi.
Yang sering justru cedera ringan macam lepuh (blister) dan kejang. Blister alias lepuh paling sering terjadi pada tangan dan jari yang memegang bat, akibat tekanan langsung secara konstan. Namun, ukuran sepatu yang kurang tepat atau kaus kaki yang melipat sehingga menimbulkan gesekan terus menerus pada telapak kaki, juga bisa menghasilkan lepuh pada kaki.
Kejang pada otot-otot bisa muncul karena kehilangan garam akibat keringat mengucur berlebihan, terlalu panas, penggunaan otot berlebihan, peregangan berlebihan, dan kelelahan berlebihan (over fatigue). Meski, kejang bisa pula disebabkan oleh makanan atau gangguan peredaran darah setempat pada bagian badan tertentu (misalnya sepatu terlalu sempit, tali sepatu terlalu kencang, celana terlalu ketat, dll).
Cedera pada otot dan tendon timbul karena kerja otot yang keras. Misalnya pada waktu melakukan stroke tajam, chop, atau lop. Para atlet tenis meja sering mengalaminya pada gelang bahu, sekitarsiku, lengan bawah, pergelangan tangan, atau pada tangan karena terus menerus memegang bat dengan kencang.
Karena merupakan olahraga indoor, kita dapat memainkannya kapan saja, bahkan di musim hujan. Sedangkan peralatannya relatif tidak terlalu mahal lagi pula tak memerlukan ruangan terlalu luas. Luas lapangan permainan yang sangat terbatas menuntut reaksi sangat cepat dalam mengembalikan bola, sehingga cabang olahraga ini merupakan olahraga paling cepat diantara olahraga permainan yang ada.
Uniknya, meski saat pertandingan atlet tenis meja memerlukan kemampuan fisik luar biasa, pada permainan bukan pertandingan, siapapun baik pria maupun wanita dengan berbagai tingkatan usia dan kondisi fisik, tetap dapat menikmati olahraga ini.
Perlu refleks dan konsentrasi
  • Memang benar, cabang olahraga ini dibedakan atas tenis meja yang dipertandingkan (kompetitif) dan yang tidak dipertandingkan (non-kompetitif). Jelas saja, pada tenis meja non kompetitif persyaratan fisik dan fisiologis jauh berbeda dari yang dipertandingkan.
Persyaratan terpenting adalah keterampilan yang neuromuskuler (saraf otot) untuk memproleh kondisi refleks dan konsentrasi yang baik. Kedua komponen tersebut boleh dikatakan merupakan persyaratan terpenting pada tenis meja non-pertandingan.
Sebaliknya, pada tenis meja kompetitif atau yang dipertandingkan, kedua hal itu saja jauh dari cukup. Diperlukan kecepatan yang hebat, kekuatan memukul, dan endurance (daya tahan). Jadi selain tenaga, juga sangat dibutuhkan daya tahan otot, jantung dan pernapasan.
Seorang atlet pingpong yang harus menjalani pertandingan juga harus mampu lari 5 km agar bisa meraih dan mengembalikan bola yang kecepatan maksimumnya bisa mencapai 125-140 km perjam. Memang benar, pencapaian refleks dan konsentrasi yang terkondisi merupakan persyaratan utama pada tenis meja kompetitif. Namun, kelincahan kaki, kecepatan, antisipasi, koordinasi, dan taktik juga sangat penting.
Kondisi refleks atau refleks yang dimiliki pemain bukan diperoleh secara genetis, karenanya pemain harus berlatih sejak awal. Apalagi kondisi refleks akan melemah dengan berjalannya waktu. Makin kurang baik kondisi refleksnya, makin cepat hilangnya. Ini menunjukkan, untuk memelihara atau meningkatkan kondisi refleks diperlukan program latihan yang konsisten dalam jangka waktu cukup lama. Maka dari itu untuk menjadi pemain kompetitif, kita harus melakukan latihan terencana selama 4-5 tahun plus memiliki pengalaman pertandingan.
Umur paling baik untuk menjadi pemain tenis meja kompetitif pada pria adalah 18-30 tahun dan pada wanita 16-26 tahun.
Barangkali perlu dicatat adanya sedikit perbedaan antara pria dan wanita dalam respons fisiologis. Persisnya, dalam mengembangkan keterampilan neuromuskuler untuk meningkatkan tenaga otot (terutama pada lengan yang digunakan untuk main), daya tahan otot (pada lengan yang digunakan untuk main dan kedua kaki), serta daya tahan jantung dan pernapasan. Ini terjadi lantaran wanita sedikit lebih lemah.
Karena kebugaran fisik dan mental diperlukan dalam tenis meja kompetitif, pemeriksaan klinis terhadap atlet-atlet tenis meja harus betul-betul teliti. Selain pemeriksaan fisik lengkap, juga harus dilakukan evaluasi terhadap metode latihan, pengaturan makan, keadaan lingkungan, masalah usia, seks dan pekerjaan, serta pencegahan cedera.
Karena merupakan olahraga indoor, maka perlu diberikan perhatian pada kondisi paru-paru. Artinya, secara periodik haruslah diadakan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan dengan sinar rontgen. Juga karena permainan ini biasanya menggunakan sinar lampu, pemeriksaan mata secara periodik pun sangat dianjurkan.
Nah, kalau semuanya beres, bersiaplah menjadi atlet tenis meja handal, atau kalau bukan atlet, setidaknya pemain kehidupan yang lebih gesit dan bugar berkat tenis meja.*

Kamis, 15 Maret 2012

Menganalisa Teori Tendangan Bebas Cristiano Ronaldo


Menganalisa Teori Tendangan Bebas Cristiano Ronaldo

Ronaldo menggunakan "teori angin" untuk merubah laju bola..?
Semua orang pasti tahu ancang-ancang free kick tersebut. Ya, itu milik Cristiano Ronaldo. Salah satu pemain terbaik di dunia saat ini. Hmm, ternyata bukan hanya ancang-ancangnya saja yang unik tapi cara menendangnya juga unik. Tidak jarang dari tendangan bebas yang di lakukannya menghasilkan gol untuk timnya. Arah bola yang dihasilkan dari tendangannya juga unik, karena bola bisa berubah arah dalam sekejap. Sekarang saya coba membahas cara (tehnik) tendangan bebas Ronaldo dan mengapa bisa seperti itu.

Beckham, menggunakan tehnik menggesek bola.
Begitu banyak pemain yang piawai dalam mengeksekusi bola mati, seperti Juninho, Alessandro Del Pierro sampai yang paling famous David Beckham. Mereka seperti sudah terlatih untuk melakukan itu. Kebanyakan dari pemain mengeksekusi tendangan bebas dengan menggesek bola, hal tersebut untuk memberikan efek melengkung (pisang) untuk mengecoh kiper agar bola terlihat menjauh kemudian membelok kembali. 

Berbeda dengan Cristiano Ronaldo, dengan pemikiran yang matang dan latihan yang sering Ronaldo mencoba melawan arus dengan apa yang dilakukan oleh para seniornya. Jika seniornya melakukannya dengan menggesekkan bola Ronaldo justru tidak menggesekkan bola, dia hanya menendang bola jauh ke arah gawang dan berharap angin dapat merubah laju bola. Mengapa demikian?

Jika bola yang dihasilkan Beckham adalah gesekan artinya tendangan Beckham terdapat daya angin yang kencang sehingga angin sulit mengganggu laju bola karena perputaran akibat gesekan bola sangat kuat. Bola beckham terus menghasilkan perputaran yang menghasilkan angin dari perputaran tersebut sampai bola itu berhenti berputar.
bola yang berputar cepat sulit di pengaruhi angin
Nah, tendangan yang di lakukan Ronaldo hanya mendorong bola jauh kedepan. Tanpa menggesek bola, sehingga bola terbang diam. Bola yang di hasilkan tidak punya energi angin, karena tidak bergerak. Disinilah angin dengan mudah merubah laju bola dari tendangan Ronaldo.

Ronaldo hanya 'mendorong' bola jauh ke gawang
Tendangan yang dilakukan Cristiano Ronaldo cenderung lurus dan tidak memberikan efek melengkung seperti yang dilakukan David Beckham. Hal ini justru memudahkannya untuk mengarahkan bola tepat ke sasaran. Selain itu tendangan yang dihasilkan Ronaldo juga memiliki kecepatan yang luar biasa, pada sebuah penelitian pernah kecepatan tendangan Ronaldo hampir menyamain kecepatan Cheetah (kalau tidak salah gol nya ke gawang Real Zaragoza). Sekedar info, tendangan Cristiano Ronaldo bisa mencapai kecepatan 130 km/hour. Yang saya bingung bagaimana caranya Ronaldo bisa menendang dengan kecepatan seperti itu tanpa kekuatan yang penuh?
Saya yakin Ronaldo sudah paham betul tentang teori ini, dari perputaran bola sampai arah angin. Ditambah dengan latihan yang sering hasilnya seperti sekarang ini. Sungguh tendangan bebas yang unik!

Lalu kenapa bola tendangan Ronaldo berubah arah ketika sudah di depan Kiper..??
Inilah teorinya : saat Ronaldo menendang, ada sedikit kekuatan dorongan  (putaran) yang di hasilkan dari tendangannya. Semakin lama, bola semakin sedikit menghasilkan tenaga dan di saat ini lah angin merubah arah. Makanya tidak jarang kiper sulit memblok bola (kaget) meskipun sudah menebak arah bola. Itu juga yang menyebabkan bola yang ditendang ke atas tiba-tiba jatuh dan masuk ke gawang. Inilah yang saya sebut sebagai "teori angin". Semakin lama bola melayang maka kekuatan bola akan semakin sedikit bahkan hilang , nah pada saat inilah angin mempengaruhi bola hingga jatuh ketanah.

Dari sekian banyak gol yang di hasilkan lewat tendangan bebasnya, lebih banyak di hasilkan dari jarak lebih dari 25 meter ke arah gawang, hal ini karena memperbesar kemungkinan teori tersebut. Jika dari jarak dekat maka Ronaldo sulit menggunakan teori ini. Namun bagaimanapun juga hal itu butuh latihan khusus dan sering untuk melakukannya.

Salah satu tendangan bebas Ronaldo :

Cristiano Ronaldo free kick 105 km/hr

Setiap akan melakukan tendangan bebas, Ronaldo selalu mengambil jarak sekitar 4-6 langkah kemudian melebarkan kakinya. Hal ini dilakukannya untuk menyeimbangkan kedua kakinya. Kemudian, sebelum mengeksekusi Ronaldo selalu menghirup udara pelan-pelan lalu menghembusakannya keluar seperti membuang beban. Hal ini dilakukannya agar lebih rileks dan dapat berkonsentrasi sambil mengumpulkan kekuatan dikaki kanannya.

tarik nafas dalam-dalam dan renggangkan otot
Tendangan bebas yang dilakukan Ronaldo Berpotensi menimbukan cedera panjang..
Mark Hughes, mengaku telah lama mengamati cara mantan gelandang sayap Manchester United itu  dalam mengeksekusi tendangan bebas. Dan menurut penilaiannya, Ronaldo punya cara yang unik saat menendang bola. "Cara Ronaldo melakukan tendangan bebas sangat unik dengan pemain manapun. Itu adalah talenta luar biasa yang mampu membuat masalah besar bagi para kiper. Namun teknik yang digunakan tidak biasa," kata Hughes kepada SkySports.com.
Menurut Hughes, Ronaldo memberikan tenaga lebih untuk paha dan otot di sekitar lututnya saat melakukan tendangan bebas. Bila tidak dilakukan dengan benar, teknik ini cukup berpotensi untuk menimbulkan cedera.

"Saya kagum dengan Ronaldo yang memilik tenaga dan kekuatan untuk melakukan teknik seperti itu. Jika itu saya lakukan bahkan ketika saat masih menjadi pemain, saya pasti akan dapat masalah," kata Hughes. 

prepare..
looking..
shoot..
to target..
and goal, I'm the best.. haha
Tetapi hal itu mungkin hanya beberapa persen saja, selebihnya saya yakin Ronaldo telah cukup sering melakukan latihan tendangan bebas dan memiliki akurasi tendangan yang bagus.  Dari hasil survey, tendangan bebas milik Cristiano Ronaldo memang paling sulit ditebak dibanding Beckham dan yang lainnya. Hmm, gimana? Itu menurut analisa saya saja, jika memiliki analisa lain silahkan komen.. :D

Jumat, 09 Maret 2012

faktor yang terlupakan di TENIS MEJA


Memasuki era globalisasi terutama dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan pelatihan diharapkan untuk meningkatkan seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki sehingga mampu melaksanakan tugas utamanya yaitu: mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik baik pada tingkat dasar sampai pada tingkat menengah.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan olahraga di sekolah yang diterapkan dengan baik, serta diarahkan, dilatih dibimbing dan dikembangkan sehingga pembibitan olahraga yang berbakat akan lebih cepat berhasil.
Olahraga tenis meja adalah salah satu sarana yang dapat menunjang proses pencapaian pendidikan secara integral. Menyadari akan hal itu, pelatih harus benar-benar mampu menciptakan suatu pelatihan agar anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan potensi yang tinggi.
Permainan  tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat  luas, terutama masyarakat sekolah termasuk perguruan tinggi. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh masuknya cabang ini dalam kurikulum di sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di dalam rumah dengan peralatan yang relatif murah, serta tidak membutuhkan tempat yang luas. Tenis meja dapat dimainkan dan dinikmati oleh semua anggota keluarga dan memberi gerak badan serta hiburan kepada pemain-pemain semua tingkat usia, dan termasuk juga mereka yang cacat jasmaninya.
Tenis meja membutuhkan kelengkapan kondisi fisik agar mampu mendapatkan prestasi lebih tinggi, di samping penguasaan teknik, taktik serta strategi. Seperti yang dikemukakan oleh Mochamad Sajoto dalam bukunya; pembinaan  kondisi fisik dalam olahraga bahwa kalau seseorang atlit ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti:
Kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular power), kecepatan (speed), koordinasi (coordination), kelentukan (fleksibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), reaksi (reaction).
Dari semua kompenen fisik yang tersebut di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dalam permainan tenis meja perhatian terhadap komponen kelentukan, khususnya kelentukan pergelangan tangan bagi pelatih di daerah ini, tampaknya masih perlu ditingkatkan berkaitan dengan tenis meja, ini dapat dilihat pada pesta olahraga nasional yang hasilnya belum sejalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Khusus cabang tenis meja kelentukan pergelangan tangan perlu mendapat perhatian khusus dimana dalam pelaksanaan pelatihan  tenis meja yang diberikan oleh pelatih di sekolah mungkin hanya memperhatikan penguasaan teknik keterampilan-keterampilan saja.
Oleh sebab itu, masih perlu dibina dan diarahkan siswa untuk diberikan latihan-latihan kondisi fisik seperti kelentukan, karena kelentukan pergelangan tangan dalam olahraga tenis meja sangat dibutuhkan bahkan sangat menentukan menang atau tidaknya dalam suatu pertandingan. Di samping itu harus ditunjang keterampilan penguasaan  teknik dasar seperti melakukan  pukulan forehand.
Kekurangan yang dapat dilihat penyebabnya yakni kurangnya informasi dan penelitian tentang hubungan antara komponen kondisi fisik yang berkaitan dalam keterampilan bermain tenis meja seperti kelentukan dan keterampilan melakukan pukulan forehand, sehingga tidak tepat kalau orang beranggapan bahwa di dalam bermain tenis meja yang harus kita kuasai hanya  keterampilan dasar saja tanpa disertai unsur kondisi fisik. Dengan kekurangan informasi ini sehingga prestasi yang dicapai ditingkat Nasional masih perlu pembinaan yang lebih optimal.
Oleh karena itu, untuk membuktikan pernyataan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan maksud ingin mengetahui sejauh manakah hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap ketepatan melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja di SMU Katolik Rosa Delima Tondano.
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap ketepatan melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja di SMU Katolik Rosa Delima Tondano.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna:
  1. Bagi masyarakat penggemar olahraga tenis meja, untuk menjadi bahan masukkan dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan permainan di bidang olahraga khususnya tenis meja.
  2. Untuk memperoleh konsep ilmiah yang dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pelatih, pembina, dan pelajar yang berbakat serta masyarakat pada umumnya.
Fleksibilitas adalah bagian yang sangat penting bagi semua cabang olahraga. Oleh karena itu, unsur fleksibilitas harus mendapat perhatian yang lebih khusus dalam tiap latihan terutama cabang olahraga yang banyak membutuhkan fleksibilitas, antara lain tenis meja.
Dalam permainan tenis meja banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satu faktor adalah kondisi fisik antara lain, fleksibilitas. Sebab fleksibilitas ini sangat menunjang dalam keterampilan melakukan pukulan forehand pada permainan tenis meja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Peni Mutalib:
“Fleksibilitas yaitu komponen yang memungkinkan gerakan sendi yang makin luas, hanya perlu diingat bahwa makin kuat otot makin besar tendonnya, sehingga latihan fleksibilitas harus diikuti latihan kekuatan dengan demikian akan didapat tendon yang kekar dan tetap fleksibel”
Pendapat lain yang juga dikemukakan oleh Harsono bahwa :
“Orang yang fleksibel adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai suatu otot yang elastis,biasanya terbatas ruang gerak sendi-sendinya. Jadi faktor utama yang membantu menentukan fleksibilitas adalah elastisnya otot”
Dalam melakukan aktivitas olahraga unsur fleksibilitas sangatlah diperlukan untuk tidak terjadinya suatu yang tidak kita inginkan seperti cedera terutama pada persendian. Mochmad Sojoto mengemukakan bahwa: “Fleksibilitas adalah keefektifan seseorang dalam mengulurkan seluas-luasnya terutama otot-otot, ligamen pada sekitar persendian” Dengan demikian, orang yang lentuk adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya serta mempunyai otot yang elastis.
Jadi kelentukan pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan forehand, dimana tangan yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan terarah pada sasaran yang diinginkan.
Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelentukan pergelangan tangan turut menunjang dalam melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja.
  1. Hakekat ketepatan melakukan pukulan forehand
Pendapat ini dikemukakan oleh Rainer Martens yang menyatakan bahwa teknik melakukan pukulan forehand adalah:
  1. Tahap persiapan
    1. Dalam posisi siap
    2. Tangan dilemaskan
    3. Bed sedikit dibuka untuk menghadapi back spin, sedikit ditutup atau tegak lurus untuk menghadapi top spin.
    4. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
    5. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand.
    6. Tahap pelaksanaan
      1. Putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul
      2. Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.
      3. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.
      4. Untuk menghadapi back spin, bed harus digerakkan sedikit lebih rendah.
      5. For Ward Swing
        1. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri
        2. Tubuh diputar ke depan bertumpuh pada pinggang dan pinggul.
        3. Tangan diputar ke depan dengan bertumpuh pada siku.
        4. Kontak
        5. Tahap akhir
          1. Bed bergerak ke depan dan sedikit naik ke atas.
          2. Kembali keposisi siap.


KRITIK DAN SARAN MENURUT LAYANAN BK
Masalah ini sangat ini sangat menarik untuk di bahas karena sebagai mana kita ketahui permainan tenis meja hampir ada di setiap kota atau kabupaten di Indonesia ini. Permainan ini memang sangat bagus untuk menguji mental seseorang karena di permainan ini sangat membutuhkan ketenangan dalam berpikir penempatan bola, pengontrolan emosi dalam mengeluarkan tenaga, dan daya intelek untuk bagaimana membuat poin secepat mungkin. Berbeda dengan permainan cabang olahraga lain yang dominan tenaga seperti bulutangkis, sepakbola, bahkan di sepokbola tanah air kita banyak yang mengakibatkan keributan bai itu antar pemain juga antar penonton. Ada juga yang dominan pikiran seperti catur.
Dengan demikian skirpsi ini sangat baik untuk dikaji lebih dalam lagi dari segi Bimbingan Konseling. Dalam melakukan pukulan Forehand diperlukan pemikiran yang cermat agar bola yang dihasilkan seperti yang kita inginkan, baik itu drive, top spin, ataupun backspin. Ini semua bisa dilakukan hanya dalam keadaan yang tenang dn juga memiliki tehnik yang baik tentunya, tetapi tetap yang dominan adalah ketenangan karena permainan ini dibatasi dengan meja sehingga bola harus jatuh dipermukaan meja lawan terlebih dahulu, dan tidak semua orang bisa melakukan hal ini.
Kritik dan Saran
Banyaknya pelatih yang memberikan pelatihan tenis meja di Indonesia yang tidak detail atau mendalam. Hal ini sangat menghambat meningkatnya performa atlet di masa keemasanya. Hubungan kelentukan pergelangan tangan dengan ketepatan melakukan pukulan forehand pada permainan tenis meja sangat ditunjang juga dengan konsentrasi penuh, ketika atlet tidak konsentrasi maka ketepatan akan tidak maksimal.
Masalah ini sangat berkaitan dengan psikis atlit dimana atlet tenis meja seharusnyaselalu mendapat layanan bimbingan dan konseling. Karena dengan cabang olahraga yang mengandalkan kecepatan dan daya tahan di tuntut konsentrasi dimana konsentrasi itu di pengaruhi banyak faktor psikologi.
Atlet yang masih muda selalu rentan dengan masalah yang hampir dimiliki remaja lainya. Untuk itu tidak heran juara pada kejuaraan tenis meja masih banyak diraih oleh atlet – atlet tua. Hal ini disebabkan tidak adanya layanan bimbingan dan konseling  di sekolah – sekolah tenis meja bahkan di club – club profesional sekalipun.
Alternatif bantuan yang diberikan kepada atlet atlet muda guna mencapaimaasa keemasan yang sangat kompeten dan sukses diantaranya adalah pemberian masukan bahwa masalah profesionalisme sangat mutlak untuk diterapkan ketika si anak tersebutmemilih menjadi seorang atlet. Bahwa atlet profesional ketika sedang berlatih dan bertanding selalu fokus akan tugasnya,dan masalh yang dia hadapi dia simpan dan dilupakan sejenak di saat latihan. Alternatif yang lain adalah mencegah penggunaan handphone dan media jejaring sosial lainya yang dianggap rentan mengundang masalah, bahakan masalah pribadi anak tersebut. Di club – club elit hal ini sudah di terapkan. Jadi setiap anak yang ingin masuk club dan berlatih disana tidak boleh menggunakan handphone dan media jejaring sosial lainya.  Dan masih banyak alternatif – alternatif lainya yang sebenarnya kalau dipikirkan oleh para pelatih sangtlah penting, karena bagaimanapun atlet yang mereka latih adalah anak – anak yang menuju remaja, remaja yang menuju dewasa, bahkan atlet yang dewasa pun pasti memiliki masalah.
Di cabang olahraga tenis meja sangat pentingnya konsentrasi maka sudah tentu bimbingan konseling yang tidak tersedia di club – club sekarang ini  harusnya mulai dirancang dan diadakan di setiap club. Namun kesadaran dari pihak pelatih akan hal ini kurang begitu timbul. Di tingkat nasional pun tidak ada layanan bimbingan konseling yang khusus menangani cabang – cabang olahraga tertentu.
Tidak adanya layanan bimbingan konseling di pelatihan cabang olahraga tenis meja sangatlah jelas menghambat meningkatnya atlet-atlet muda kita dalam menerima materi latihan. Banyaknya atlet yang tidak bisa berlatih maksimal karena faktor psikis baik itu adanya masalah pribadi atau banyak tugas di sekolahnya membuat atlet tenis meja sangat sulit berbicara di level internasional. Ini merupakan suatu  tugas kita bersama untuk menyelesaikan masalah –masalah para atlet supaya mereka bisa latihan dengan maksimal dan dengan konsentrasi penuh.

Selasa, 21 Februari 2012

TENTANG SEBUAH CERITA

Mungkin saat ini kalian belum menemukan apa yang kalian inginkan. bahkan mungkin kalian belum tahu apa yang kalian akan tuju. semua itu yang akan di alami semua remaja sekitar SMA sampai masa kuliah, disini akan terjadi sebuah gejolak yang amat sangat dalam untuk di gali dan akan sangat rumit untuk di teliti. tapi semua itu selalu ada kuncinya, kalian harus belajar ilmu agama, sosial dan ilmu pengetahuan juga teknologi. semuanya tergantung sejauh mana ilmu yang kalian miliki,semakin banyak ilmu yang kalian dapat maka semakin mudah lah kalian menyelesaikan masalah. namun ketika kalian tidak memiliki ilmu maka kalian akan tersesat dan semakin tersesat di luang yang semakin gelap. Ini semua menjadi suratan yang sudah di gariskan dan turun temurun xampai zaman sekarang bahkan untuk selamanya. Apa yang palin penting adalah kita memahi agama, karena banyak sekali orang dewasa yang jauh dari agama bahkan tidak mengetahui bagaimana aturan di agamanya.
 Dunia ini terlalu sempit untk selalu kita nikmati sendiri kita harus memandang luas dunia ini bersama karena dunia ini sangatlah indah bila ercipta kedamaian dan cinta. Suatu anugrah dari tuhan yang tak akan ada habisnya  jika kita bisa hidup berdampingan secara damai dan penuh kasih sayang. Pemahan akan ilmu duniawi akan terasa jika kita saling melengkapi dan menghias halaman rumah yang kita miliki. 

Senin, 20 Februari 2012

REAL MADRID

Kesuksesan seorang pelatih bertangan dingin Jose Mourinho sangat patut kita contoh.Bukan hanya mendampingi anak asuhnya di pinggir lapangantetapi dia sanggup menjadi motivator  bagi anaj asuhnya ketika mengalami kebuntuan. Tugas seorang pemimpin memang layaknya seperti dia, bisa melindungi anak asuhnya dengan sikap yang ia berikan walau terkadang di anggap provokasi bagi yang lain. Namun itu sah sah saja karena demi ketenangan anak asuhnya dia rela menjadi korban atau tembok pertama untuk menghadang "badai". Patut kita saksikan apa yang akan terjadi nanti malam ketika Real madrid akan berkunjung ke Moskow yang mempunyai suhu di bawah nol derajat celcius, strategi apa yang akan dia pakai? kecerdikanya patut kita nantikan guna menjadi contoh dalam kita melatih.

PERATURAN TENIS MEJA

PERATURAN TENIS MEJA
Peraturan Tenis Meja 2010-2011
Terjemahan: Wahinton Galingging
Wasit Tenis Meja Internasional,
sesuai sumber aslinya (ITTF)

2. PERATURAN TENIS MEJA

2.1 MEJA
- Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan
panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
- Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
- Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan
pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
- Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2
cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
- Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel
dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
- Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis
tengah berwarna putih selebar 3mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja,
garis tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

2.2 PERANGKAT NET
- Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga,
termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
- Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang
setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25
1 / 4
PERATURAN TENIS MEJA
cm.
- Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
- Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan
perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
2.3 B O L A
- Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
- Berat bola harus 2,7 gr.
- Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis bahan plastik dan
berwarna putih atau oranye, dan tidak mengk ilap.
2.4 RAKET/BET
- Ukuran, berat, bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.
- Ketebalan daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu; dapat dilapisi dengan bahan
perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau bahan kertas yang dipadatkan,
bahan tersebut tidak lebih dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35 mm, yang adalah merupakan
bagian yang lebih sedikit/tipis.
- Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet datar
maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (karet pletok) maka
ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak
(Sandwich Rubber) atau (spons) dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya tidak
lebih dari 4 mm termasuk lem perekat.
- Karet bintik biasaadalah lapisan tunggal yang bukan karet cellular, sintetik atau karet
alam, dengan bintik yang menyebar dipermukaan raket secara merata dengan kepadatan tidak
kurang dari 10 per-cm 2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
- Karet lunak(sandwich rubber) adalah lapisan tunggal dari karet cellular yang ditutupi
dengan lapisan luar karet bintik biasa, ketebalan dari karet bintik tidak lebih kurang dari 2 mm.
- Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian
yang terdekat dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan
lain atau tidak ditutupi.
- Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata (tidak
bersambung) dan juga ketebalannya.
- Permukaan raket yang tidak ditutupi karet pada sisi, harus diwarnai pada sisi yang
2 / 4
PERATURAN TENIS MEJA
tidak ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam, (tidak sama dengan warna
sebelahnya).
- Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah karakterisktik
karet secara fisik, atau hal lainnya.
- Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan kesinambungan
permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat
diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan raket.
- Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama
permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan
pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/mencobanya.
2.5 DEFINISI
- Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
- Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum
bola dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.
- Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
- Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
- Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
- Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah
lengan dari tangan bebas.
- Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya
atau bagian tangan dibawah pegelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih
dalam permainan.
- Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau
dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di atas
permukaan meja dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak
dipukul oleh lawannya.
- Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang memukul
bola pertama kalinya dalam suatu reli.
- Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada suatu
reli.
- Wasitadalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
- Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan
keputusan-keputusan tertentu.
- Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang
dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
- Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian
3 / 4
PERATURAN TENIS MEJA
mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
- Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
2.6 SERVIS
- Servis dimulai dengan bola diam secara bebas di atas permukaan telapak tangan
bebas pelaku sevis (siap untuk dilambungkan).
- Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal tanpa putaran, sehingga bola
naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh
apapun sebelum dipukul.
- Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya
terlebih dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari
penerima ; pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari
masing-masing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
- Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan
permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh
menghalangi penerima oleh pelaku servis atau pasangannya dan apa saja yang mereka bawa
atau pakai.
- Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tanganbebas harus disingkirkan/ditarik
dari garis bebas antara bola dan net.
4 / 4