SUMEDANG BANGKIT

SUMEDANG BANGKIT
Tim Pelajar 2013

Selasa, 01 Oktober 2013

Olahraga untuk meningkatkan Kecerdasan??? Ternyata Bisa broo

Wow, ternyata olahraga dapat meningkatkan kecerdasan loooh! Menurut ahli kebugaran, jika Anda berpikir otot hanya untuk penggemar olahraga, pikirkan lagi! Penelitian terbaru di University Of Texas di Amerika Serikat mengatakan bahwa berolahraga 30 menit sehari bisa mengubah Anda menjadi seseorang yang lebih pintar. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 1100 mahasiswa, para siswa yang mendapat nilai A paling sedikit melakukan olahraga selama 30 menit sedangkan para mahasiswa yang mendapatkan nilai C,D, atau F melakukan olahraga tidak selama mahasiswa yang mendapat nilai A.
Ahli kebugaran Althea Shah mengatakan bahwa “latihan meningkatkan suasana hati Anda. Olahraga bekerja sebagai antidepresi dan dengan demikian dapat membantu dalam mengangkat suasana hati Anda langsung. Selain itu, juga membantu Anda untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang Anda lakukan setiap hari. Jadi, berolahraga setiap hari dapat benar-benar membuat Anda lebih pintar dan lebih percaya diri tentang diri Anda.” Jadi, bagaimana olahraga bisa membuat Anda lebih cerdas? Berikut beberapa alasan yang dilansir oleh idiva.
  • Olahraga dapat menambah energi
Ketika Anda lebih sering bergerak, Anda akan merasa semakin berenergi. Walaupun bila dilakukan terlalu lama dan terlalu banyak, olahraga bisa membuat Anda merasa pusing dan lelah. Tapi melakukannya secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Olahraga juga dapat menambah energi dan membuat Anda dapat berpikir lebih jernih dan muncul dengan ide-ide baru. Jika Anda melakukan olahraga sekitar 15 menit setiap harinya secara rutin, itu akan membuat tubuh Anda memproduksi lebih banyak energi.
  • Olahraga bisa meningkatkan fokus
Melakukan latihan dapat meningkatkan fokus yang membuat kerja otak meningkat dalam jangka  pendek. Dalam jangka panjang, olahraga dapat membantu Anda untuk memperlambat penuaan dan mengurangi resiko penyakit Alzheimer. Ini bekerja pada tingkat sel dalam sistem Anda. Otak membaik dengan memompa darah dalam tubuh Anda, yang terjadi ketika Anda berolahraga.
  • Olahraga dapat membuat suasana hati lebih baik
Berolahraga dapat memicu endorfin, yang meningkatkan fungsi otak Anda dan membuat suasana hati lebih baik. Memungkinkan Anda untuk memblokir gangguan dalam hidup dan juga lebih berkonsentrasi pada pekerjaan dan aktivitas Anda.
  • Olahraga dapat meningkatkan memori
Meningkatkan memori dapat dilakukan dengan rajin melakukan olah raga. Hal ini terbukti dengan beberapa percobaan yang dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal, dari percobaan tersebut terbukti dengan beberapa siswa yang diminta untuk menghafal sambil melakukan latihan. Hasilnya terbukti bahwa siswa yang hanya melakukan hafalan dengan berdiam diri, jawabannya kurang akurat.
  • Olahraga bisa membuat produktivitas meningkat
Saat Anda produktif dan efisien, Anda terikat untuk berhasil. Hal ini juga mengatakan bahwa pekerja yang berolahraga setelah tengah hari antara jam kerja, cenderung untuk berkontribusi lebih dari apa yang orang lain lakukan. Mereka juga lebih produktif di tempat kerja.
Dengan berolahraga dapat membuat Anda ternyata tidak hanya membuat Anda lebih bugar dan sehat, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan. Bukankah ini membuat Anda lebih bersemangat untuk melakukan olahraga? Bahkan di tempat kerja pun Anda bisa melakukannya, dengan melakukan yoga pose di kantor yang memang pose-pose nya disesuaikan untuk pose Anda di kantor. Yuk, jadwalkan waktu Anda untuk berolahraga.
SHARE KE TEMAN dan KELURGA ANDDAA BIAR KITA SEMUA SEHAT DAN CERDAS

Selasa, 17 September 2013

PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

Cedera Olah Raga
Cedera pada Otot atau Tendo dan Ligamen
Pengertian :
Menurut Depdiknas (1999: 632) “otot merupakan urat yang keras atau jaringan kenyal dalam tubuh yang fungsinya untuk menggerakkan organ tubuh”.
Pengertian tendo menurut Hardianto Wibowo (1995: 5) adalah jaringan ikat yang paling kuat (ulet) berwarna keputih-putihan, bentuknya bulat seperti tali yang memanjang. Adapun strain dan sprain yang mungkin terjadi dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada, pinggang, bahu, tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Cedera olah raga merupakan suatu kejadian yang sangat ditakuti oleh pelatih dan atlet, cedera dapat terjadi akibat trauma akut atau trauma yang terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko cidera olah raga :
Metode Latihan Yang Tidak Tepat
Hal ini  merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri.
Beberapa otot mengalami cedera setiap kali mengalami penekanan oleh aktivitas yang intensif, dan otot yang lainnya menggunakan cadangan energinya. Penyembuhan serat-serat otot dan penggantian energi yang telah digunakan  memerlukan waktu pemulihan hingga berhari-hari.
Sebaiknya latihan olah raga dilaksanakan  secara bergantian, misalnya hari ini melakukan latihan berat, hari berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan.
Kelainan Bentuk Anatomi Tubuh
Kelainan bentuk anatomi tubuh bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar  sehingga meningkatkan resiko terjadinya retakan kecil dalam tulang kaki dan tungkai (fraktur karena tekanan).
Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen.
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap cedera jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur).
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 22) ada dua jenis cedera pada otot atau tendo dan ligamentum, yaitu
1. Sprain
Menurut Sadoso (1995: 11-14) “sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga.” Giam & Teh (1993: 92) berpendapat bahwa sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
2. Strain
Menurut Giam & Teh (1992: 93) “strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan.” Berdasarkan berat ringannya cedera (Sadoso, 1995: 15), strain dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a) Strain Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi robekan pada jaringan muscula tendineus.
b) Strain Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan berkurang.
c) Strain Tingkat III
Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau diagnosis dapat ditetapkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16) penanganan yang dilakukan pada cedera tendo dan ligamentum adalah dengan diistirahatkan dan diberi pertolongan dengan metode RICE. Artinya:
R (Rest) : diistirahatkan pada bagian yang cedera.
I (Ice) : didinginkan selama 15 sampai 30 menit.
C (Compress) : dibalut tekan pada bagian yang cedera dengan bahan yang elastis, balut tekan di berikan apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan.
E (Elevate) : ditinggikan atau dinaikan pada bagian yang
cedera.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih, tim medis atau lifeguard menurut Hardianto wibowo (1995:26) adalah sebagai berikut:
(a) Sprain/strain tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukut diberikan
cedera.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih, tim medis atau lifeguard menurut Hardianto wibowo (1995:26) adalah sebagai berikut:
(a) Sprain/strain tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan sendirinya.
(b) Sprain/strain tingkat dua (Second degree).
Kita harus memberi pertolongan dengan metode RICE. Disamping itu kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun
(b) Sprain/strain tingkat dua (Second degree).
Kita harus memberi pertolongan dengan metode RICE. Disamping itu kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.
(c) Sprain/strain tingkat tiga (Third degree).
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutanya kemudian dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali.
(c) Sprain/strain tingkat tiga (Third degree).
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutanya kemudian dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali.
Cedera pada bahu merupakan salah satu cedera yang paling sering dialami pada saat berolahraga, selain lutut dan pergelangan kaki. Namun, meskipun cedera pada sendi bahu merupakan hal yang umum, namun sebaiknya Anda tidak meremehkannya. Nyeri yang berkepanjangan malah akan membuat fungsi tubuh Anda terganggu. Untuk itu, ketika Anda mengalami cedera pada sendi bahu Anda, segera atasi secara tepat.
Apa Yang Terjadi Ketika Anda Mengalami Cedera Bahu?
Sendi bahu merupakan bagian yang sangat tidak stabil. Dan di sendi bahu, tendon yang sangat berperan adalah rotator cuff dan biceps. Beberapa cedera sendi bahu yang paling sering terjadi, antara lain subacromial bursitis, supraspinatus tendinitis, long head biceps tendinitis, rotator cuff tendonitis hingga sobekan rotator cuff (rotator cuff tear). Gejala dan tanda klinis yang dialami bervariasi, mulai dari ringan sampai berat. Cedera tersebut dapat mengakibatkan nyeri sendi yang sangat pada saat bergerak maupun istirahat. Di antara beberapa jenis cedera tersebut, kali ini kita akan membahas salah satunya, yaitu shoulder tendonisitis atau rotator cuff tendonitis.
Apa Itu Shoulder Tendonitis atau Rotator Cuff Tendonitis?
Shoulder tendonitis (atau rotator cuff tendonitis) adalah salah satu kondisi paling umum terjadi pada persendian bahu (rotator cuff). Penting untuk diketahui bahwa shoulder tendonitis hanya bagian dari masalah dan mengarah ke shoulder bursitis. Faktor umum penyebab rotator cuff tendonitis adalah olahraga. Tetapi terkadang gangguan ini juga bisa terjadi pada orang-orang di atas usia 40 tahun.
Rotator cuff tendonitis juga dikenal sebagai Swimmer’s shoulder, Pitcher’s shoulder, Shoulder impingement syndrome, Tennis shoulder atau Shoulder Bursitis. Rotator cuff tendonitis adalah suatu peradangan (iritasi dan pembengkakan) pada tendon bahu. Biasanya efek pelemahan pada bahu hanya terasa ringan sampai sedang.
Bagaimana Mengatasinya?
Secara umum, pemulihan cedera pada sendi bahu memerlukan waktu. Untuk mempercepat waktu pemulihan agar Anda dapat berlatih kembali, gunakan formula RICE (Rest atau istirahat; Ice atau kompres dengan es; Compression atau beri tekanan dengan menggunakan membalutnya dengan perban khusus; dan Elevation atau tinggikan bagian yang mengalami cedera). Penyembuhan jaringan lunak, seperti bahu, seringkali membutuhkan waktu antara 4 hingga 6 minggu.
Sedangkan perawatan untuk cedera rotator cuff dapat meliputi: istirahat, pengobatan anti peradangan, latihan kekuatan, terapi ultrasound, injeksi corticosteroid atau operasi (untuk cedera berat). Ada beberapa jenis latihan tertentu untuk membantu Anda memperkuat otot-otot di bahu Anda (terutama otot-otot rotator cuff, bagian yang membantu dalam gerakan bahu melingkar). Latihan-latihan ini tidak menyebabkan rasa sakit. Jika terasa sakit saat latihan, hentikan, periksakan ke dokter Anda, kemudian mulai kembali berlatih dengan beban yang lebih ringan.
Setelah mengetahui pentingnya untuk segera mengatasi cedera bahu Anda, maka jika Anda mengalami cedera pada sendi bahu, segera atasi dengan cepat dan tepat, agar Anda bisa segera kembali ke gym. Selamat berlatih dengan aman!

Selasa, 03 September 2013

APA TARGET ANDA????

                Target merupakan hal yang sangat penting dalam pembinaan atlet, sejauh apa target yang diterapkan sebuah organisasi atau klub maka sejauh mana usaha yang harus dilakukan klub atau organisasi tersebut. Dengan demikian target mempunyai peranan  yang sangat peting dalam menentukan hasil pertandingan!!!! Yang keliru di negeri ini target itu di jadikan acuan semata untuk sejauh mana biaya yang dikeluarkan., tanpa melihat dan mau tahu apa yang sudah dilakukan pelatih dan atletnya. Padahal selayaknya atlet dan pelatih diberi target dengan melihat dari mana mulai dia latihan dan sampai mana dia mampu berlatih guna menunjang perfirma dia saat bertanding.
                Salah siapa??? Jangan tanya salah siapa tapi mari kita evaluasi sistem manajemen organisasi atau pun klub olahraga di negeri kita tercinta ini. Mari kita bangun PELATIH yang memiliki wawasan yang luas dengan ilmu kepelatihanya, ATLET yang mempunyai semangat juang yang tinggi demi mengharumkan bangsa dan negara, dan wujudkan melalui program latihan yang jelas. Dan yang paling penting manajemen organisasi juga harus banyak melakukan evaluasi guna apa yang dilakukan pelatih dan atletnya bisa berjalan seimbang antara hak dan kewajiban.

                Karena olahraga Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik.

Kamis, 06 Juni 2013

SISTEM BARU PENGGANTI DIVISI YANG TAK KARUAN

Sumedang, Komunitas Tenis Meja Insun Medal ( KTM IM ) kembali membuat gebrakan dalam pembinaan tenis meja Sumedang. setelah menghadirkan kompetisi Setiawan Cup untuk pelajar U-15 kini pihak KTM IM menghadirkan sistem pertandingan baru untuk menarik minta para pemain terbaik Sumedang di kalangan Senior dengan mengadakan " LIGA TENIS MEJA SISTES POOR and POOR ". Hal ini terlaksana mengingat Sandi Setiawan sebagai Koordinato KTM IM merasa jenuh melihat perkembangan tenis meja yang jauh dari harapan, keudian pak Hikmat sebagai pengarah mengarahkan KTM IM untuk segera membuat konsep yang sederhana namun diharapkan bisa menarik minat kalangan tenis meja terbaik Sumedang.
Munculah ide menghadirkan kompetisi setiap bulan menggunakan sistem poor yang di bagi menjadi 4 kelas, disini KTM IM tidak mengacu pada sistem divisi sumedang tetepi menggunakan sistem kelas yang berbeda yaitu kelas monster yang tertinggi, kelas arwana yang kedua kelas louhan yang ketiga dan yang terkhir kelas gurame. Setiap beda tingkat kelas poor nya 2 point dan seterusnya.
Tujuan utama dari kompetisi ini adalah mengembalikan persaingan di tingkat senior untuk kembali kompetitif karena dengan sistem yang ada pada saat ini membuat atlet senior banyak yang pensiun muda dalam persaingan tenis meja hal ini di akibatkan tidak bolehnya pemain bagus mengikuti pertandingan di Sumedang. Hal ini jelas berdampak negatif kepada perkembangan anak-anak U-15 Sumedang yang tidak bisa berbicara banyak di pentas Provinsi. Untuk itu anak-anak diikut sertakan dimana diharapkan bisa mencontoh pola permainan para seniornya yang baik dan benar sesuai aturan.

Pihak PTM Cortesa yang diminta tempatnya untuk ikut menyumbangkan tempatnya guna pembinaan tenis meja ini sangat setuju dimana bapak Edi Kurniadi langsung memberikan ijin tempat untuk kompetisi ini.
Berikut kelas-kelas dari kompetisi :
A. MONSTER
1. JANE
B. ARWANA
1. EDI
2. RYAN
3. SANDI
4. ARIF
5. IWAN
6. YANTO
7. UJANG
C. LOUHAN
1. BABY
2. DIKA
3, TEGUH
4. ABANG
DLL
D. GURAME
1. SANDI CILIK
2.BU NUNUNG
DLL

Kamis, 16 Mei 2013

"Pencetak Sejarah Sumedang" MEILINDA DWI ERWIN


PROFIL ATLET TENIS MEJA
Nama                                     : Erwin Dwi Meilinda
Tempat / Tanggal Lahir           : Sumedang, 25 Mei 1997
Jenis Kelamin                         : Perempuan
Alamat                                   : Dusun Pangkalan RT 03 RW 05 Desa Nagarawangi Kecamatan                                                      .           Rancakalong Sumedang
Agama                                   : Islam
Sekolah/Universitas                : SMAN Ragunan
Mulai Latihan                         : Kelas 4 SD
Tinggi / Berat Badan               : 152 CM / 52 KG
Data Prestasi                          :
·         Juara III Kejuaraan Tenis Meja Se-Indonesia  ITB Open XIII 2011
·          Juara II POPDA Jawa Barat tahun 2012
·         Juara I O2SN Jakarta 2012
·         Juara II Bergu Putri Junior Se –Indonesia 2012
·         Juara II Double Putri Junior ITTF Open di Bangkok, Thailand 2013


Putri dari pasangan Bapak Rahmat dan Ibu Iroh Rohamah dari Desa yang jauh dari Kota Sumedang kini menjadi pembicaraan di dunia tenis meja Indonesia, anak yang sejak SD di latih sendiri di samping rumah oleh bapaknya,  kemudian setelah setelah SMP mulai rutin menimba ilmu di PTM Cortesa yang di latih Bapak Edi Kurniadi sangat rajin dan mempunyai tekad yang kuat antara anak dan orangtuanya. Betapa tidak berhasilnya perjuangan yang dilakukan bapak Rahmat yang mengantarkan anaknya seminggu empat kali berlatih dari Rancakalong yang jauh ke tempat latihan di Kota Sumedang, menghabiskan waktu 45 menit di perjalanan kini mulai merasakan hasil jerih payahnya. Setelah pihak pelatih dari Cortesa dan Orangtua berdiskusi mengingat pada saat lulus SMP mau kemana arah tujuan pembinaan prestasi Wiwin yang mulai mampu bersaing di level Jawabarat, namun selalu terbentur oleh pengalaman bertanding yang kalah di bandingkan atlet dari kabupaten/kota lain yang lebih maju seperti Bandung dan Bekasi, membuat orangtua mulai mengikutsertakan Wiwin pada Kejuaraan level Nasional. Dan dari tiga pertandingan alhamdulillah menghasilkan prestasi juara III Kejuaraan Tenis Meja Se-Indonesia  ITB Open XIII 2011.

Ada satu hal yang mengganjal pihak pelatih dan orangtua ketika prestasi Wiwin meningkat dan sarana prasarana di Sumedang sudah tidak menunjang ditambah kompetisi pemain wanita di Sumedang sangat sedikit membuat Wiwin harus berlatih berkeliling dan menggunakan biaya dari orangtua, sedangkan yang lain sudah ada di club ataupun ada dalam jaminan pengcab PTMSI masing-masing. Melihat hal itu pelatih akhirnya menyarankan Wiwin untuk mengikuti seleksi PPLP di Jakarta. walaupun berat karena harus berpisah dengan orangtua tapi dia punya tekad yang kuat untuk berprestasi maka dia pun akhirnya mengikuti seleksi di PPLP Jakarta. Hasilnya sangat memuaskan semua yang daftar ke PPLP semuanya berhasil dikalahkan Wiwin bahkan atlet terbaik PPLP Jakarta berhasil di kalahkan. Hasil tes fisik pun dia paling unggul dari semu atlet tenis meja PPLP Jakarta.
Tahun pertama di PPLP dia menjadi andalan PPLP Jakarta, prestasi langsung didatangkan oleh Wiwin yang berasal dari Desa yang terpencil dengan Juara pertama O2SN Tingkat SMA Se-DKI Jakarta, Juara II Beregu Putri Junior Se-Indonesia dan yang paling berkesan menurut dia adalah ketika seleksi tim POPNAS di Jakarta dia berhasil masuk Tim dengan rangking ke empat dan itu pun hanya kalah oleh pemain yang sudah Training Center di China selama 6 bulan. Hal inilah yang membuat dia dilihat oleh pemerintah dan di ikut sertakan pada Tim yang bertanding pada event Cadet and Junior ITTF Open di Bangkok, Thailand 2013. Kejutan tidak sampai dengan hanya ikut sertanya Wiwin ke Thailand tetapi di ganda Putri junior wiwin berhasil memberikan medali perak kepada merah putih.
Kini perubahan status sosial mulai terasa ketika dia sudah masuk tim Nasional dan bahkan bisa menjadi juara di level internasional. Kasih sayang orang tua semakin terasa, dan keluarga besar mulai memandang dan memperhatikan jejak karirnya. Dia merasa bangga ketika menjadi sosok teladan yang bisa dibanggakan oleh keluarganya terutama di kampung halamanya, mulai banyak anak-anak SD yang ingin mengikuti jejak karirnya sebagai pemain tenis meja yang sukses. Ayahnya kini selalu mendapat tugas dari pihak UPTD Kecamatan Rancakalong untuk melatih anak SD untuk mengikuti O2SN yang diadakan kabupaten Sumedang.
Namun semua itu terjadi penuh perjuangan, ada rasa jenuh ketika target sudah mulai mentok dan program latihan tidak mampu menunjang bakatnya, pada saat itu titik jenuh sangat terasa dan peran pelatihlah yang membantu ketika bapak Edi Kurniadi sebagai pelatih di PTM Cortesa menyarankan dia untuk mengikuti seleksi PPLP di Jakarta. 
Tapi semua itu adalah pilihan karena sekarang dia berada dilingkungan atlet maka dia juga mulai mengerti arti profesionalisme. Dan dia ingin terus membuktikan bahwa dia bisa meraih prestasi yang tinggi selama kesempatan dan kepercayaan diberikan kepadanya, karena dulu ketika di Sumedang pemerintah kurang dan tidak peka terhadap atlet-atlet yang berpotensi. Dia ingin menginspirasi banyak orang bahwa dengan Olahraga terutama tenis meja bisa membuat orang menjadi sukes. “Tak pernah terbayang dalam pikiranya untuk bisa terbang ke Thailand tetapi nyatanya saya bisa kesana tanpa biaya dari orangtua, itu yang paling berkesan,”  ungkap Wiwin.

Minggu, 05 Mei 2013


SETIAWAN CUP II SUKSES DI GELAR DI KECAMATAN GANEAS

Sumedang kini benar-benar bangun dalam pembinaan tenis meja pelajarnya, setelah mendapat kabar bahwa Melinda Dwi Erwin anak dari ketua PTM Ranca Kalong Bapak Rahmat dari Ranca Kalong, Sumedang masuk pada Tim yang mengikuti kejuaraan di Thailand mewakili Indonesia, adik-adik angkatanya di Sumedang semakin terbuka wawasanya bahwa Sumedang bisa bersaing di level tinggi. Pelatih – Pelatih di PTM mulai terbuka untuk melibatkan Sekolah dalam pembinaanya, seperti PTM Buah Dua yang dilatih oleh Mas Bado memberikan anak didik terbaiknya untuk mengangkat nama SMP Assalam Buah Dua, Sedangkan Cortesa yang dilatih oleh Bapak Edi Kurniadi Memberikan Kesempatan untuk SMPN 4 Sumedang dan juga SMP 3 Cimalaka, dan dari PTM Giri Mukti yang mulai di rintis Ketua PTMSI ( Bapak H. Wahyu ) pun mengijinkan atletnya Membela SMPN 4 Sumedang.

Kedepan Kejuaraan Setiawan CUP diharapkan mampu menarik minat sekolah dalam membantu pembinaan atlet di PTM – PTM, karena selama ini orang tua yang selalu membina anaknya dari mulai saat belajar bahkan sampai mampu berprestasi pun masih harus tergantung orangtua, karena ini tujuan utama di adakanya kejuaraan ini, kata Sandi Setiawan saat diwawancarai.

Sponsor pun kini mulai banyak yang mendukung, Bapak Camat Ganeas memberikan tempat aulanya untuk dijadikan tempt bertanding, Bapak Kepala Desa Cikoneng Kulon pun turut mensponsori acara ini. Di tambah dari pihak Swasta ada Ferry Celluler, dan BARASAT ikut memeriahkan acara ini. Yang terpenting itu acara terkonsep dan nyata dilapangan, dulu orang bilang sangat susah mencari sosok orang yang mampu  mendukung Tenis meja di Sumedang, tapi Sekarang sudah terbukti dengan adanya event Setiawan Cup banyak pihak yang mendukung terlaksaanya pembinaan tenis meja yang terkonsep dan nyata. Bahkan Ketua Pelaksana mempunyai cita – cita bahwa kedepan Sumedang bukan Cuma “tahu” tapi sumedang punya tenis meja yang bisa dikembang untuk bersaing di level yang tinggi.
Jumlah peserta 36 putra dan 26 putri, Adapun para juara, Putra : Sansan (Cut Nyak Dien), Dika ( SMPN 4 Sumedang ), Teguh (SMPN 3 Cimalaka) , Yodi (Ranca Kalong). Putri Siska (Cut Nyak Dien), Yuni (Cut Nyak Dien), Rini (Cut Nyak Dien), Desi (SMPN 4 Sumedang).

Selasa, 23 April 2013

PERJALAN TENIS MEJA SUMEDANG


          Tenis meja Sumedang kini mulai membuahkan hasil, pembinaan yang dilakukan dengan sarana prasarana seadanya kini menuai hasilnya. Tahun 2001 dengan diawalinya pembentukan PTM - PTM yang mampu mewadahi minat dan bakat para anak dan remaja sumedang dalam cabang olahraga tenis meja, mulai ramai di bicarakan tenis meja yang menjadi olahraga populer di sumedang.

          Tahun 2001 Endang Sumarna, Eddi Kurniadi, Yanto, Jaka menjadi atlet binaan tenis meja sumedang yang masih menggunakan metode trial and error  atau coba - coba dari pengalaman yang di lihat dari kabupaten yang sdah maju. Tenis meja menjadi pembicaraan dari warga ke warga dengan di motori permainan yang menarik yang di miliki atlet tenis meja sumedang pada tahun itu. Sampai akhirnya Alm. Bapak Aceng Muslim  mendirikn PTM Cortesa. Dengan adanya PTM Cortesa sebagai wadah pembinaan tenis meja membuat Tegal Sari terkenal di wilayah Sumedang khususnya penggemar tenis meja. Namun pada waktu itu bingung karena terkendala dengan pelatih yang belum di punyai PTM Cortesa,sampai akhirnya Edi Kurniadi mulai merambah ke dunia kepalatihan tenis meja dan mempunyai lisensi resmi dari Pengda PTMSI jabar.

         Tahun 2003 hasil jerih payah pa edi mulai menularkan hasil, Ryan, Nana, Wulan, Dede, Elis, Fatyah, Sandi, Ivan, Ganjar, dan Andri mulai muncul membawa nama sumedang di jawabarat. Pembinaan yang di lakukan pada saat itu selalu membawa nama Sumedang untuk bertanding di kejuaraan Event Jawa Barat. Sampai presatasi terbaik muncul di katagori PORSENIDA tingkat Jabar SD pasangan ganda Sandi Setiawan/Ivan Hanafiah menjadi yang pertama membawa medali emas dan pasangan Elis D.A/Fatyah meraih medali perunggu untuk pembinaan yang di lakukan Bapak Edi Kurniadi yang terkenal dengan metode pendekatan kepada atlet dengan karakternya yang sangat menyenangkan membuat latihan berjalan santai, serius dan alhamdulillah sukses.

         Tahun 2004 PTM Cortesa Melebarkan sayapnya dengan merehab tempat latihan yang awalnya 2 meja dan sempit menjadi 3 meja dan menjadi sedikit lebih luas, hal ini mengundang semakin banyak minat masyarakat akan olahraga tenis meja di Sumedang. Jumlah anak pelajar yang berlatih semakin banyak, dan para penggemar tenis meja pun seakan bertumpuk di Cortesa di bawah binaan bapak Edi Kurniadi.
        Tahun 2011 pak Eddi melengkapi semua gelar di kelas pelajar, madali dari PORESNIDA, O2SN, POPWILDA, POPDA, baik di tingkat daerah maupun Nasional sudah terealisasikan. Bahkan di level kelas PEMULA, KADET, JUNIOR pun sudah banyak yang memperhitungkan. Sesuatu yang membanggakan bagi perjalanan tenis meja Sumedang yang sara prasarananya jauh dari kata layak untuk prestasi segemilang demikian. Sampai - Sampai banyak  orangtua yang berminat menitipkan anaknya untuk di bina tenis mejanya baik dari wilayah sumedang maupun luar sumedang di PTM Cortesa. Namun karena kurangnya fasilitas dan kurang pekanya dukungan pemerintah membuat semunya tidak bisa di tingkatkan pada tahap Profesional seperti PORDA dan PON.

          Namun Sekarang pembinaan di Sumedang telah mulai menyebar, ada PTM Cut Nyak Dien, PTM Conteq, PTM Buah Dua, PTM Ranca Kalong membuat tenis meja menjadi lebih berkembang di sumedang. Namun dengan demikian juga Pak Edi sebagai Pelatih yang semakin memahami peluang dan prestasi atletnya berpikir ke depan dan memutar pikiranya supaya atletnya bisa berkembang dan bisa terus bersaing di level nasional. Bahwa dengan sarana dan Prasarana yang ada di Sumedang Sangat Sulit untuk bersaing di level Nasional apalagi setelah masa SMA, karena pembinaan di daerh lain yang semakin berkembang da dilengkapi fasilitas yang kumplit membuat pak Edi merelakan atlet kesayanganya pindah ke daerah lain yang mampu memfasilitasi atletnya.


         Anggi Ginanjar atlet masa depan Sumedang menginjak kelas satu SMA pada tahun 2010 dia di boyong PTM Ancol Barat, dan prestasinya pun meningkat. Menjadi peraih Medali POPNAS di tim Jakarta, dan juga Tim peltda PON Bangka Belitung.

        Wiwit Witriami di boyong ke PPLP Jakarta pada 2011 untuk memperkuat tim Jakarta pada POPNAS dan Kejurnas di Bandung.
        Dan yang baru dan paling Fenomenal adalah Meilinda Dwi Erwin atau yang sering di sapa wiwin, di bina di cortesa sejak kelas 5 SD yang selalu di antar langsung oleh ayahnya tahun 2012 lalu lolos seleksi PPLP Jakarta, dan pada kelas satu Sma juga dia meniti karir di Jakarta sebagai atlet PPLP. Pada O2SN yang dilakukan di Jakarta Wiwin Menjadi Juara Pertama Se DKI Jakarta. Dan baru- baru ini ITTF merilis daftar tim yang ikut dalam kejuaraan Dunia di Thailand pada 4 Mei 2013 mendatang dimana nama Meilinda Dwi Erwin masuk Tim Indonesia. Suatu Prestasi yang sangat membahagiakan bagi insan tenis meja Sumedang.

       

Senin, 01 April 2013

SETIAWAN CUP II Siap di gelar


Kesehatan merupakan suatu anugrah yang Tuhan berikan kepada manusia yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Olahraga sebagai kunci utama dalam menjaga kesehatan menjadi hal yang sangat diperhatikan di negara-negara maju pada saat ini.  Pengembangan suatu cabang olahraga merupakan salah satu jalan dimana manusia bisa memperoleh hidup sehat dan juga mendapat banyak nilai-nilai lain yang terkandung didalamnya seperti sportifitas dan kerja keras.
Namun melihat kenyataan yang ada di daerah Sumedang Olahraga menjadi hal yang terlupakan, banyak pihak yang menuntut prestasi olahraga di Sumedang menjadi maju dan berkembang namun tidak ada langkah nyata yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta terhadap perkembangan olahraga di Sumedang. Pembinaan baik itu di usia dini, remaja bahkan senior selalu bersifat dadakan. Ini sangat bertentangan dengan prinsip Teori Latihan Olahraga bahwa untuk mencapai suatu prestasi puncak harus ada perencanaan program latihan yang jelas dan di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk bersaing dengan daerah lain.
Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai prospek yang cerah untuk kemajukan olahraga prestasi Sumedang namun terhambatnya proses  pembinaan tenis meja membuat tenis meja Sumedang hanya mampu berbicara di level pelajar, dan itu pun semakin berkurang dengan tidak adanya pembinaan dan kompetisi di sumedang yang berkesinambungan.
Animo masyarakat terhadap olahraga tenis meja sangat besar, ini terbukti dengan selalu adanya cabang olahraga tenis meja pada kegiatan ( O2SN ) Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, POPDA ( Pekan Olahraga Pelajar Daerah), dan Porda           ( Pekan Olahraga Daerah) membuktikan bahwa Olahraga tenis meja sangat menarik minat masyarakat. Animo itu harus diimbangi dengan pembinaan yang berkelanjutan, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia yang terlibat dalam cabang olahraga tenis meja  di Kabupaten Sumedang.
Salah satu sarana pengembangan sumber daya manusia adalah dengan diadakan kegiatan kejuaraan tenis meja pelajar . selain sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia, hal tersebut juga bisa dijadikan alternatif media pembinaan yang berkelanjutan untuk mempersiapkan atlet tenis meja yang siap membawa nama baik Kabupaten Sumedang di Provinsi Jawa Barat.
Untuk itulah kami Komunitas Tenis Meja Insun Medal siap untuk mengadakan Kejuaraan Tenis Meja Pelajar Setiawan Cup II pada tangal 5 Mei 2013 di SD Negeri Cikoneng.

Kamis, 03 Januari 2013

GELIAT TENIS MEJA SUMEDANG



Tenis meja Sumedang kini mulai menggeliat kembali, pembinaan usia pelajar yang hampir tidak terdengar kini  mulai bangkit kembali. Adalah Sandi Setiawan mantan atlet pelajar yang selalu jadi andalan Kabupaten Sumedang pada event PORSENI, O2SN, dan POPDA yang kini menimba ilmu di jurusan Kepelatihan Olahraga,UPI Bandung. Menyelenggarakan Kejuaraan Tenis Meja Pelajar U-15 Se-Kabupaten Sumedang “SETIAWAN CUP 2012”. Tema dari Kejuaraan ini adalah Konsolidasi Pembinaan Tenis Meja Sumedang. “Saya harap dengan adanya kejuaraan ini pengurus PTMSI Sumedang mulai memperhatikan pembinaan anak-anak secara sistematis”, ungkap Sandi sebagai ketua pelaksana SETIAWAN CUP. Sumedang punya potensi untuk perkembangan tenis meja namun tidak ada dukungan sarana dan prasarana membuat anak-anak jenuh dan stagnan, lanjutnya.
Adapun hasil Kejuaraan Tenis Meja Pelajar U-15 Se-Kabupaten Sumedang “SETIAWAN CUP 2012” : Kategori pelajar Putra, Juara I  Sansan ( Cut Nyak Dien ), Juara II Dika ( EKTM Raspati 4 Sumedang ), Juara III Ramandha ( EKTM Raspati 4 Sumedang ), Juara IV Denis ( Cut Nyak Dien ), Kategori Pelajar Putri Juara I Ayu ( Buah Dua ),Juara II Yuni ( Cut Nyak Dien ), Juara III Desi ( EKTM Raspati 4 Sumedang ), Juara IV Siska ( EKTM Raspati 4 Sumedang ).