SUMEDANG BANGKIT

SUMEDANG BANGKIT
Tim Pelajar 2013

Selasa, 29 November 2016

MANFAAT DAN MUDARAT OLAHRAGA

Oleh: H.Y.S.Santosa Giriwijoyo
Pendahuluan
Olahraga menyehatkan! Inilah ungkapan masyarakat. Masyarakat meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan. Tetapi bagaimana olahraga dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus melakukan olahraga untuk menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olahraga dengan kesehatan, bagaimana cara melakukan olahraga untuk kesehatan dan berapa berat olahraga harus dilakukan agar orang menjadi lebih sehat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad 21 usia harapan hidup diperkirakan mencapai 70 tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah orang usia lanjut, yang diperkirakan pada tahun 2005 ini mencapai jumlah 19 juta orang atau 8,5% dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para usia lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Mengapa perlu Olahraga.
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Seperti halnya makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi kesehatannya.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkem-bangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi para lansia yang aktif dalam olahraga.
Olahraga Kesehatan
Olahraga Kesehatan adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau mengatasi keadaan gawat-darurat.
Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri!
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan “Duniawi”, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non-infeksi (penyakit bukan oleh karena infeksi), di antaranya yang terpenting adalah penyakit jantung-pembuluh darah (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia madya, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan Olahraga dan/ atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya dirinya sendiri ! Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka mereka akan merasa rugi manakala tidak dapat melakukan Olahraga, misalnya karena hujan.
Konsep Olahraga Kesehatan adalah: Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massaal, mudah, murah, meriah dan fisiologis (bermanfaat dan aman)! Massaal : Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial! Jadi Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO! Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menurut Cooper (1994), intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maximal sesuai umur = 220-umur dalam tahun).
Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah : Siapa yang makan, dialah yang kenyang! Siapa yang mengolah-raganya, dialah yang sehat! Tidak diolah berarti siap dibungkus! Klub Olahraga Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan.
Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan! Karena itu syukurilah nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara serta meningkatkan derajat sehat dinamis Anda melalui gerak, khususnya melalui Olahraga Kesehatan!
Olahraga kesehatan dapat dilaksanakan secara massaal misalnya : jalan cepat atau lari lambat (jogging), senam aerobik, senam pernafasan dan olahraga-olahraga massaal lain yang sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk berpikir, karena Peserta harus memperhatikan dan segera menirukan gerak instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat dihafalkan! Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap proses berpikir menjadi berkurang.
Olahraga Kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi para Pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama Pelaku, oleh karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan Olahraga Kesehatan dengan baik secara bersama-sama.
Sehat dan Kesehatan.
Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara dan bahkan meningkatkannya. Tetapi orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Manusia memang juga sering tidak tahu bagaimana cara mensyukurinya, maka nabi Sulaeman a.s. berdoa: “Wahai Tuhan kami, tunjukilah bagaimana cara mensyukuri nikmat karuniaMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan ridhailah amal kebaikanku dan ma-sukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih (QS-27: 19).
Olahraga merupakan bagian dari upaya pembinaan kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif) maupun peningkatan (promotif) langsung terhadap faktor manusia dan merupakan upaya pemeliharaan kesehatan dinamis yang terpenting, termurah dan paling fungsional (fisiologis), dan merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia.
Pembinaan mutu sumber daya manusia tujuan utamanya adalah meningkatkan derajat kesejahteraan, menuju ke Sejahtera Paripurna. Sejahtera paripurna adalah sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sejahtera sosial sesuai dengan konsep sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengemukakan bahwa: “Sehat adalah Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari Penyakit, Cacat ataupun Kelemahan”. Pencapaian sejahtera paripurna ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan sesuai dengan bidang kegiatannya masing-masing. Olahraga membina mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya ke aspek jasmaniah; agama membina mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya ke aspek rohaniah; sedangkan aktivitas sosial meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendekatannya kepada aspek sosial. Demikianlah maka setiap kegiatan yang mengandung tujuan pembinaan mutu sumber daya manusia akan selalu melalui pandekatannya kepada salah satu aspek dari ketiga macam sejahtera tersebut. Dalam kaitan dengan hal ini maka Olahraga, khususnya untuk tujuan kesehatan, harus senantiasa diselaraskan dengan tujuan pencapaian Sejahtera Paripurna atau sehat seutuhnya (WHO)!
Mengacu kepada Sejahtera Paripurna sebagai tujuan pembinaan mutu sumber daya manusia, maka tujuan pembinaan-pemeliharaan Kesehatan bagi sumber daya manusia melalui olahraga pada umumnya dan para lanjut usia pada khususnya, adalah memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologisnya, yaitu secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupannya secara mandiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain; secara psikologis menjadi (lebih) mampu memposisikan diri dalam hubungannya dengan Al Khalik beserta seluruh ciptaanya berupa alam semesta beserta seluruh isinya, terbebas dari perasaan cemas, perasaan tertekan maupun sindroma pasca penguasa (Post-power syndrome) pada umumnya; dan secara sosiologis menjadi (lebih) mampu bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya sehingga senantiasa secara timbal balik dapat menyumbangkan dan memperoleh manfaat dari pengetahuan dan kegiatan hidupnya. Meningkatnya kemampuan mandiri dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologis ini berarti meningkatnya kemampuan dan kualitas hidup yang berarti meningkatnya kesejahteraan hidup!
Apakah olahraga bermudarat?
Maha suci Allah yang telah menciptakan serba berpasangan segala sesuatu yang digelar-tumbuhkan dimuka bumi, baik yang berupa tumbuh-tumbuhan, diri mereka sendiri maupun apa-apa yang mereka tidak tahu (Q.S.Yaasin-36).
Ayat tersebut di atas adalah jawaban bagi pertanyaan yang menjadi sub judul tersebut di atas dan perkataan olahraga tersebut diatas dapat diganti dengan bermacam-macam kata benda lain misalnya : Apakah pesawat terbang, mobil, bus, kapal dsb.,dsb. berbahaya? Nah untuk pertanyaan-pertanyaan yang terakhir itu para Pembaca pasti sudah tahu apa jawabannya! Tetapi apakah karena adanya aspek mudarat dari benda-benda tersebut apakah lalu benda-benda tersebut dilarang digunakan oleh manusia? Sama sekali tidak! Mengapa? Karena manfaatnya jauh dan bahkan sangat jauh melebihi mudaratnya! Demikian pula halnya dengan olahraga! Walaupun sekali-sekali terjadi kematian mendadak sewaktu orang melakukan olahraga, tetapi masih tetap sangat banyak orang yang melakukan olahraga! Mengapa? Karena mereka memahami dan meyakini benar manfaat olahraga ! Bahkan orang yang meninggal sewaktu berolahraga adalah orang yang sangat berbahagia dan secara pribadi ia adalah orang dapat sangat membahagiakan keluarganya ! Mengapa? Karena : (1) Sampai akhir hayatnya ybs masih dapat berolahraga dan tidak harus terlebih dahulu menderita sakit berkepanjangan yang akan menjadi beban bagi keluarganya secara fisik dan mental, (2) Tidak perlu menghabiskan berjuta-juta rupiah untuk biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit, sehingga seluruh harta sepenuhnya ditinggalkan bagi keluarga yang dicintainya tanpa sedikitpun menggunakannya bagi dirinya sendiri ! Hal ini adalah juga merupakan penjelasan dari hukum Allah yang telah menciptakan Alam berserta isi dan segala permasalahannya secara serba berpasangan, yaitu bahwa untuk segala sesuatu yang bersifat manfaat atau mudarat, selalu ada ujung lain yang bersifat kebalikannya !
Kematian mendadak bahkan pernah terjadi pada orang yang sedang shalat, baik dirumah maupun di masjid; orang yang sedang membaca koran, orang yang sedang tidur, orang yang sedang duduk di bus dalam perjalanan, dsb., dsb., yang kesemuanyan menunjukkan bahwa kematian mendadak dapat terjadi dalam keadaan apapun, termasuk pada saat orang melakukan olahraga. Jadi orang yang meninggal di saat melakukan olahraga, sama sekali tidak perlu dikaitkan atau berkaitan dengan olahraga yang sedang dilakukan.
Saat dan cara seseorang meninggal adalah ketentuan Allah, namun manusia perlu mengetahui apa-apa yang dapat menyebabkan terjadinya kematian mendadak, khususnya bagaimana hubungannya dengan olahraga, karena Allah dapat mengubah ketentuanNya dalam rangka mengabulkan orang-orang yang khusyu dalam doanya, doa yang diwujudkannya dalam upaya nyata yaitu melakukan olahraga kesehatan.
Fenomena perjalanan fungsional sistema Kardio-vaskular (Sistem Jantung dan Pembuluh darah)
Fenomena perjalanan fungsional sistema Kardio-vaskular berkaitan dengan pertambahan usia dan tercermin dalam gambar bagan seperti tercantum di bawah ini (McGill,Jr.,H.C.-1987). Artinya fenomena itu merupakan salah satu perwujudan proses penuaan, dan oleh karena itu terjadi pada semua orang. Tetapi mengapa terjadi perbedaan antara satu dengan orang lain? Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai faktor yang terdiri dari : (1) Faktor-faktor yang tidak dapat dicegah atau dihindari, (2) Faktor-faktor yang masih dapat dicegah atau dihindari.
Kaplan (1982) membagi faktor-faktor yang masih dapat dihindari ini menjadi dua bagian yaitu : (a) Faktor-faktor risiko utama (major risk factors) dan (b) Faktor-faktor risiko tambahan (minor risk factors). Ketiga faktor risiko/ predisposisi yang tidak dapat dicegah/ dihindari yaitu :
1. Keturunan : Bila dalam jalur keluarga ditemukan adanya penyakit Kardio-vaskular (tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke), maka hal itu sangat mungkin dapat terjadi pada anggota-anggota keluarga yang lain dalam jalur keturunan itu.
2. Jenis kelamin : Pria khususnya pada usia mapan jabatan (+ 40-55 th) mempunyai risiko yang lebih besar untuk terjadinya penyakit kardio-vaskular dari pada wanita.
3. Pertambahan usia : Semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah risiko untuk terjadinya penyakit kardio-vaskular.
Pembagian Kaplan terhadap faktor-faktor risiko yang masih dapat dihindari adalah sebagai berikut :
- faktor risiko major (utama) yang terdiri dari tiga hal yaitu :
• merokok
• hypercholesterolaemia (kolesterol tinggi dalam darah)
• hypertensi. (tekanan darah tinggi)
- faktor risiko minor terdiri dari:
• inaktivitas fisik (ketiadaan olahraga)
• obesitas (kegemukan)
• diabetes
• bentuk kepribadian
• penggunaan estrogen
• kebanyakan minum alkohol
• kenaikan kadar asam urat
Bagan Kaplan
Gambar skema perkembangan atherosclerosis dan kaitannya dengan gejala klinik. (Dikutip dari McGill,Jr.,H.C.(1987): The Cardiovascular pathology of smoking. Supplement to American Heart Journal, The C.V.Mosby Co., St.Louis, MD 63146 USA)
Dari gambar bagan tersebut di atas terlihat bahwa episode klinis terjadi terutama antara umur 40-50 tahun dan dapat terjadi lebih cepat atau lebih lambat, tergantung dari faktor-faktor yang telah diuraikan di atas. Yang sangat perlu difahami adalah bahwa olahraga berat dapat menjadi pemicu terjadinya episode klinis yang dapat berwujud sebagai serangan jantung atau stroke yang mematikan, namun hal itu hanya mungkin terjadi pada orang-orang yang telah mengalami penyempitan pembuluh darah yang telah mencapai stadium kritis. Yang juga sangat perlu pula difahami adalah bahwa apakah seseorang telah masuk pada olahraga berat atau belum, bersifat sangat individual, dan hal demikian umumnya terjadi pada cabang-cabang olahraga permainan misalnya tennis dan bulutangkis, karena pada cabang-cabang olahraga demikian sangat mungkin terjadi pembangkitan emosi (emotional arousal) yang tidak terkendali yaitu apabila seseorang ingin memenangkan permainan itu, apa lagi bila disertai taruhan walaupun hanya taruhan semangkok bakso ! Oleh karena itu Olahrga Kesehatan merupakan bentuk olahraga yang paling aman bagi pembinaan kesehatan.
Walaupun inaktivitas (ketiadaan gerak/olahraga) hanya merupakan faktor risiko minor bagi kejadian penyakit kardio-vaskular, tetapi meniadakan faktor ini dengan melakukan aktivitas fisik (olahraga kesehatan) menghasilikan manfaat yang sangat besar karena olahraga kesehatan:
• merupakan upaya pencegahan dan rehabilitasi yang sangat fisiologis, mudah, murah, meriah dan massaal;
• dapat memperkecil pengaruh faktor-faktor risiko lain termasuk dua faktor risiko utamanya (kecuali merokok), dibandingkan dengan bila orang itu tidak melakukan olahraga kesehatan (Or-Kes),
• dapat menjangkau aspek rokhani dan aspek sosial untuk menuju derajat sehat yang lebih tinggi sesuai batasan sehat WHO.
Olahraga Kesehatan sebagai sarana pencegahan dan rehabilitasi perlu difahami secara mendalam oleh karena manfaat dan keamanannya berhubungan erat dengan intensitas pelaksanaannya.
Ringkasan
* Sehat dan Kesehatan.
• Sehat merupakan nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan dasar bagi segala kemampuan, karena itu perlu selalu disyukuri.
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan hakekatnya adalah mensyukuri nikmat sehat karunia Allah : cara terpenting, termurah dan fungsional (fisiologis) adalah Olahraga Kesehatan.
• Acuan Sehat adalah Sehat Paripurna dari Organisasi Kesehatan Dunia yaitu Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
* Olahraga – Gerak :
• Gerak adalah ciri kehidupan.
• Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup.
• Meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup.
• Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, yang berarti meningkatkan kualitas hidup.
• Olahraga merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial menuju sejahtera paripurna.
• Hanya orang yang mau bergerak-berolahraga yang akan mendapatkan manfaat dari Olahraga.
* Olahraga Kesehatan :
• Intensitasnya sedang, setingkat di atas intensitas aktivitas fisik untuk menjalani kehidupan sehari-hari, harus dilakukan dengan santai dan tanpa beban-beban emosional.
• Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan dinamis yaitu sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak kehidupan sehari-hari (kemandirian dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologik), bukan untuk tujuan prestasi.
• Bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), efisien, adekuat, mudah, murah, meriah, massaal, fisiologis (bermanfaat & aman).
• Massaal : – Ajang silaturahim ( Sejahtera Rohani dan Sosial
– Ajang pencerahan stress ( Sejahtera Rohani
– Ajang komunikasi sosial ( Sejahtera Sosial
Ketiga hal diatas merupakan pendukung untuk menuju Sehatnya WHO yaitu Sejahtera Paripurna.
* Kondisi Pemahaman Olahraga saat ini.
• Waktu : Olahraga masih banyak diartikan sebagai kegiatan yang memerlukan banyak waktu, sehingga orang-orang yang sangat sibuk akan menganggap kegiatan olahraga sebagai membuang-buang waktu.
• Olahraga masih banyak diartikan sebagai olahraga kecabangan dan dikaitkan dengan sarana dan prasarana yang mahal, sehingga menyebabkan pelaksanaannya mengalami banyak hambatan.
• Olahraga Kesehatan : masih banyak yang belum memahami arti, manfaat dan tata-laksananya, sehingga masih lebih banyak orang yang memilih olahraga permainan kecabangan yang dampak risikonya lebih besar.

Bandung, 17 Agustus 2005.

Senin, 23 Februari 2015

TAHAP PERTAMA, LALU???

Setelah sekian lama tertidur kegiatan tenis meja di kabupaten Sumedang untuk anak-anak kini mulai bangkit kembali. Keadaan tersebut bisa dilihat dari munculnya beberapa kejuaraan tingkat kabupaten, dahulu yang hanya ada kejuaraan resmi yang di selenggarakan pihak pemerintah kini kejuaraa untuk anak-anak selalu diminati oleh para pengurus tingka PTM yang ada di bebrbagai wilayah bagian Sumedang.
Sebut saja Buahdua sebagai basis yang sangat giat menelukan bakabakat tenis meja di tingkat pemula yang di komandoi oleh Pelatih Mas Badho. Buahdua hampir selalu menjadi penyumbang terbanyak pada setiap kegiatan tenis meja, dan juga hampir selalu ada juara yang muncul di kelas pemula. Selain itu PTM Cut Nyak Dien yang berada di dearah kota berhasil membuat persaingan di pemula sangat meriah, di tambah juga dari daerah Rancakalong yang belakangan mulai menurun angka partisipasinya dalam kejuaraan yang ada di Kabupaten Sumedang, namun tetap memberikan warna  bagi perkembangan tenis meja yang ada di Sumedang.
PTM Cortesa yang menjadi basis atlet-atlet top sumedang di usia kadet sampai senior masih terjaga eksistensinya walau sekarang pelatih Edi Kurniadi atau yang sering disapa Bos Endut itu mulai membuka kebijakan untuk memberikan kesempatan anak asuhnya untuk masuk PTM ataupun PPLP yang mempunyai dana yang lebih besar. Sebagaimana pengalaman yang sudah dijalani pelatih yang sudah mengabdikan dirinya kepada tenis meja sejak usia remaja ini bahwa "Keerhasilan pelatih pada jaman sekarang sangat di tunjang gelontoran dana, jadi kalau dana minim ya kita akan stagnan dalam pembinaan", keluhnya . Memang jaman sekarang bukan lagi jaman perjuangan seperti tahun sebelum 45, dimana di butuhkan pengabdian yang sangat ekstra keras untuk membangun daerah dan juga bangsa ini karena dahulu memang semuanya susah. Tapi bandingkan dengan sekarang, Pelatih dan Atlet sudah berjuang bahkan berkorban waktu dan tenaga untuk membela panji daerah dan daerah terlihat oleh daerah lain bahkan provinsi lain. Tapi apa yang kita dapat? kita gagal kita jadi sorakan banyak pihak, gunjingan dan bahkan masalah seakan di besarkan dikala kita mau bangkit. Terus saat setelah berhasil semua berebut pamor untuk nempang tenar setalah tidak ada kegiatan ya tidak ada lagi yang peduli sama kondisi atlet dan pelatih di Sumedang.
Kepeutusan Pelatih EK ini sempat menjadi perdebatan banya pihak, setelah melepas Anggi ke Jakarta dan juga Erwin, Wiwit dan Baby yang juga ikut membela daerah lain bahkan sukses mendapatkan medali di luar daerah membuat pengurus di Sumedang kalang kabut dan kecewa. Namun setelah di tanya kapan Sumedang punya GOR Tenis Meja Sendiri? kapan pembinaan kita tingkatkan ke tahap profesional? Semuanya DIAM. Jawaban itu tidak ada yang ada ketika event 4 tahunan di tanya "Dapat Medali Apa?" 
Saya rasa Pelatih dan Atlet sudah berjuang bahkan sudah berkorban demi daerah ini, mungkin sekarang mereka ada pada titik jenuh untuk mengembangkan prestasi lagi dan berjalan seadanya! Tapi Sumedang punya potensi, pemain pemula sekarang muncul dan banyak pelatih PTM mulai berkembang, namun apa target selanjutnya?

#ALANGKAH BAIKNYA SEMUANYA BERUNDING SECARA BERKELANJUTAN DAN KITA CARI SPONSOR SAMA-SAMA 

Selasa, 03 Februari 2015

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN REAKSI DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN HASIL SERVICE FOREHAND SIDESPIN PADA PERMAINAN TENIS MEJA

Dosen Pembimbing   : Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd
                                                     Drs. Dadan Mulyana, M.Pd


Hendra Gunawan
2013

Latar belakang yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah pentingnya unsur-unsur kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain unsur kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada permainan tenis meja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota UKM Tenis Meja UPI Bandung sebanyak 20 orang. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. 2) Terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. 3) Terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. Mengacu pada hasil penelitian, disarankan agar pembina dan pelatih hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan terhadap kemampuan menguasai teknik dasar, salah satunya service forehand sidespin. Dalam hal ini kondisi fisik yang dimaksud adalah kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan.


*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008

Rabu, 14 Januari 2015

Program Pembinaan Tenis Meja Kabupaten Sumedang Tahun 2015

Tenis meja Sumedang kini sudah mulai bangkit. dengan adanya rapat pada awal tahun 2015 ini kami berbenah dengan merancang beberapa program kegiatan untuk meningkatkan kembali prestasi tenis meja kabupaten Sumedang. Ketua dari berbagai PTM yang ada di Sumedang berkumpul dalam agenda awal tahun 2015 ini, tema tahun 2015 ini adalah SUMEDANG BANGKIT


Kami memnyadari dengan SDM dan keadaan sarana dan prasarana yang ada di Sumedang membuat persaingan ditingkat profesional sangat berat, namun itu tidak akan menjaddi alasan buat tenis meja sumedang untuk tidak berkontribusi dalam pembinaan tenis meja di Jawa barat bahkan di Indonesia. Hal ini hasil dari evaluasi dari pembangunan PTMSI Sumedang awal tahun 2000an di bawah asuhan pelatih Edi Kurniadi. Setelah 15 tahun berlalu terjadi pasng surut prestasi di kabupaten Sumedang. atlet yang bermunculan telah mengharumkan nama Sumedang dalam cabang olahraga tenis meja, atlet seperti Ryan Prahasta, Nana Rusmana, Sudjana, Yanto dan Jaka menjadi awal perjalanan pelatih Edi Kurniadi pada tahun 2000an yang bertempat di PTM Cortesa. ada secercah harapan pada tahun 2003 ketika nama atlet pemula mulai muncul dan mampu bersaing di tingkat Provinsi pada saat itu pa edi berhasil membawa nama Sandi Setiawan berpasangan dengan Ivan Hanafiah Berhasil menjuarai PORSENIDA SD tingakta Jawa Barat 2003. atmosfer juara terus berkembang dibawah asuhan Edi Kurniadi dengan atlet Pemula, Kadet dan Junior. Nama Seperti Adi, Ari, Lelih, Irvan, Ganjar, Anggi, Temi, Wulan, Dede, Elis, Fatiah terus membawa nama Sumedang untuk terus bersaing di tingkat Provinsi bahkan Nasional. sampai tahun 2010an. Hingga Terjadi puncak prestasi antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dimana Sandi Setiawan mampu menjuarai Mix Double O2SN tingkat Provinsi tingkat SMA. di Atlet putri pun tidak ketinggalan tiga pemaoin andalan terbaik diciptakan oleh Erwin Dwi Meilinda, Baby Stephani Kasenda, dan juga Wiwit Witriami yang menjadi Runner up POPDA tahun 2011.


Namun setelah masa kejayaan itu ada kebimbangan yang dirasakna oleh pelatih Edi Kurniadi bahwa Sumedang belum mampu bnersaing ditingkat profesonal seperti PORDA. Hal ini membuat pembinaan prestasi tenis meja Sumedang di pandang sebelah mata oleh KONI Sumedang. Dan atlet andalan pun muali mencari jembatamn untuk terus berkarir serta mendapat perhatian modal untuk terus berprestasi. Di mulai dengan pindahnya Anggi Ginanjar ke PTM Ancol Barat Jakarta, kemudian Wiwit pindah ke PPLP DKI JAKARTA dan disusul oleh temanya Erwin.

Sekarang Prestasi Sumedang sangat sulit berkembang setelah di tinggal beberapa atlet andalanya karena rantai dan roda pembinaanya hilang satu tingkat. bahkan bisa dikatakan kami harus kembali memulai dari awal lagi untuk terus membina dan kembali menularkan bibit-bibit unggul dalam prestasi cabng olahraga tenis meja


Namun di awal tahun 2015 kami bersatu dan siap untuk melakukan semua itu dengan semangat dan perjuangan yang baru kami bersatu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program pembinaan prestasi cabnag olahraga tenis meja Sumedang. SUMEDANG BANKIT

Kamis, 21 Agustus 2014

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

Sandi Setiawan*
2014

Latar belakang yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah pentingnya aspek mental dan kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Masalah penelitian adalah apakah terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet pelajar kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah : 1) Skala kecerdasan emosional. 2) Bleep test. 3) Sistem setengah kompetisi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. 2) Terdapat korelasi antara daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. 3) Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Mengacu pada hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi cabang olahraga tenis meja, disarankan agar pembina dan pelatih hendaknya memperhatikan komponen-komponen aspek mental dan kondisi fisik yang memberikan dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Dalam hal ini aspek mental yang dimaksud adalah kecerdasan emosional dan kondisi fisik yang dimaksud adalah daya tahan aerobik.





*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010

Selasa, 01 Oktober 2013

Olahraga untuk meningkatkan Kecerdasan??? Ternyata Bisa broo

Wow, ternyata olahraga dapat meningkatkan kecerdasan loooh! Menurut ahli kebugaran, jika Anda berpikir otot hanya untuk penggemar olahraga, pikirkan lagi! Penelitian terbaru di University Of Texas di Amerika Serikat mengatakan bahwa berolahraga 30 menit sehari bisa mengubah Anda menjadi seseorang yang lebih pintar. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 1100 mahasiswa, para siswa yang mendapat nilai A paling sedikit melakukan olahraga selama 30 menit sedangkan para mahasiswa yang mendapatkan nilai C,D, atau F melakukan olahraga tidak selama mahasiswa yang mendapat nilai A.
Ahli kebugaran Althea Shah mengatakan bahwa “latihan meningkatkan suasana hati Anda. Olahraga bekerja sebagai antidepresi dan dengan demikian dapat membantu dalam mengangkat suasana hati Anda langsung. Selain itu, juga membantu Anda untuk berkonsentrasi pada hal-hal yang Anda lakukan setiap hari. Jadi, berolahraga setiap hari dapat benar-benar membuat Anda lebih pintar dan lebih percaya diri tentang diri Anda.” Jadi, bagaimana olahraga bisa membuat Anda lebih cerdas? Berikut beberapa alasan yang dilansir oleh idiva.
  • Olahraga dapat menambah energi
Ketika Anda lebih sering bergerak, Anda akan merasa semakin berenergi. Walaupun bila dilakukan terlalu lama dan terlalu banyak, olahraga bisa membuat Anda merasa pusing dan lelah. Tapi melakukannya secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Olahraga juga dapat menambah energi dan membuat Anda dapat berpikir lebih jernih dan muncul dengan ide-ide baru. Jika Anda melakukan olahraga sekitar 15 menit setiap harinya secara rutin, itu akan membuat tubuh Anda memproduksi lebih banyak energi.
  • Olahraga bisa meningkatkan fokus
Melakukan latihan dapat meningkatkan fokus yang membuat kerja otak meningkat dalam jangka  pendek. Dalam jangka panjang, olahraga dapat membantu Anda untuk memperlambat penuaan dan mengurangi resiko penyakit Alzheimer. Ini bekerja pada tingkat sel dalam sistem Anda. Otak membaik dengan memompa darah dalam tubuh Anda, yang terjadi ketika Anda berolahraga.
  • Olahraga dapat membuat suasana hati lebih baik
Berolahraga dapat memicu endorfin, yang meningkatkan fungsi otak Anda dan membuat suasana hati lebih baik. Memungkinkan Anda untuk memblokir gangguan dalam hidup dan juga lebih berkonsentrasi pada pekerjaan dan aktivitas Anda.
  • Olahraga dapat meningkatkan memori
Meningkatkan memori dapat dilakukan dengan rajin melakukan olah raga. Hal ini terbukti dengan beberapa percobaan yang dilakukan dan diterbitkan dalam jurnal, dari percobaan tersebut terbukti dengan beberapa siswa yang diminta untuk menghafal sambil melakukan latihan. Hasilnya terbukti bahwa siswa yang hanya melakukan hafalan dengan berdiam diri, jawabannya kurang akurat.
  • Olahraga bisa membuat produktivitas meningkat
Saat Anda produktif dan efisien, Anda terikat untuk berhasil. Hal ini juga mengatakan bahwa pekerja yang berolahraga setelah tengah hari antara jam kerja, cenderung untuk berkontribusi lebih dari apa yang orang lain lakukan. Mereka juga lebih produktif di tempat kerja.
Dengan berolahraga dapat membuat Anda ternyata tidak hanya membuat Anda lebih bugar dan sehat, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan. Bukankah ini membuat Anda lebih bersemangat untuk melakukan olahraga? Bahkan di tempat kerja pun Anda bisa melakukannya, dengan melakukan yoga pose di kantor yang memang pose-pose nya disesuaikan untuk pose Anda di kantor. Yuk, jadwalkan waktu Anda untuk berolahraga.
SHARE KE TEMAN dan KELURGA ANDDAA BIAR KITA SEMUA SEHAT DAN CERDAS

Selasa, 17 September 2013

PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

Cedera Olah Raga
Cedera pada Otot atau Tendo dan Ligamen
Pengertian :
Menurut Depdiknas (1999: 632) “otot merupakan urat yang keras atau jaringan kenyal dalam tubuh yang fungsinya untuk menggerakkan organ tubuh”.
Pengertian tendo menurut Hardianto Wibowo (1995: 5) adalah jaringan ikat yang paling kuat (ulet) berwarna keputih-putihan, bentuknya bulat seperti tali yang memanjang. Adapun strain dan sprain yang mungkin terjadi dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada, pinggang, bahu, tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Cedera olah raga merupakan suatu kejadian yang sangat ditakuti oleh pelatih dan atlet, cedera dapat terjadi akibat trauma akut atau trauma yang terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu lama.
Faktor-faktor yang meningkatkan resiko cidera olah raga :
Metode Latihan Yang Tidak Tepat
Hal ini  merupakan penyebab paling sering dari cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul nyeri.
Beberapa otot mengalami cedera setiap kali mengalami penekanan oleh aktivitas yang intensif, dan otot yang lainnya menggunakan cadangan energinya. Penyembuhan serat-serat otot dan penggantian energi yang telah digunakan  memerlukan waktu pemulihan hingga berhari-hari.
Sebaiknya latihan olah raga dilaksanakan  secara bergantian, misalnya hari ini melakukan latihan berat, hari berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan.
Kelainan Bentuk Anatomi Tubuh
Kelainan bentuk anatomi tubuh bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar  sehingga meningkatkan resiko terjadinya retakan kecil dalam tulang kaki dan tungkai (fraktur karena tekanan).
Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen.
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap cedera jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur).
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 22) ada dua jenis cedera pada otot atau tendo dan ligamentum, yaitu
1. Sprain
Menurut Sadoso (1995: 11-14) “sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga.” Giam & Teh (1993: 92) berpendapat bahwa sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
2. Strain
Menurut Giam & Teh (1992: 93) “strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan.” Berdasarkan berat ringannya cedera (Sadoso, 1995: 15), strain dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a) Strain Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi robekan pada jaringan muscula tendineus.
b) Strain Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan berkurang.
c) Strain Tingkat III
Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau diagnosis dapat ditetapkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16) penanganan yang dilakukan pada cedera tendo dan ligamentum adalah dengan diistirahatkan dan diberi pertolongan dengan metode RICE. Artinya:
R (Rest) : diistirahatkan pada bagian yang cedera.
I (Ice) : didinginkan selama 15 sampai 30 menit.
C (Compress) : dibalut tekan pada bagian yang cedera dengan bahan yang elastis, balut tekan di berikan apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan.
E (Elevate) : ditinggikan atau dinaikan pada bagian yang
cedera.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih, tim medis atau lifeguard menurut Hardianto wibowo (1995:26) adalah sebagai berikut:
(a) Sprain/strain tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukut diberikan
cedera.
Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih, tim medis atau lifeguard menurut Hardianto wibowo (1995:26) adalah sebagai berikut:
(a) Sprain/strain tingkat satu (first degree)
Tidak perlu pertolongan/ pengobatan, cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh dengan sendirinya.
(b) Sprain/strain tingkat dua (Second degree).
Kita harus memberi pertolongan dengan metode RICE. Disamping itu kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun
(b) Sprain/strain tingkat dua (Second degree).
Kita harus memberi pertolongan dengan metode RICE. Disamping itu kita harus memberikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk maupun gibs. Biasanya istirahat selama 3-6 minggu.
(c) Sprain/strain tingkat tiga (Third degree).
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutanya kemudian dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali.
(c) Sprain/strain tingkat tiga (Third degree).
Kita tetap melakukan metode RICE, sesuai dengan urutanya kemudian dikirim kerumah sakit untuk dijahit/ disambung kembali.
Cedera pada bahu merupakan salah satu cedera yang paling sering dialami pada saat berolahraga, selain lutut dan pergelangan kaki. Namun, meskipun cedera pada sendi bahu merupakan hal yang umum, namun sebaiknya Anda tidak meremehkannya. Nyeri yang berkepanjangan malah akan membuat fungsi tubuh Anda terganggu. Untuk itu, ketika Anda mengalami cedera pada sendi bahu Anda, segera atasi secara tepat.
Apa Yang Terjadi Ketika Anda Mengalami Cedera Bahu?
Sendi bahu merupakan bagian yang sangat tidak stabil. Dan di sendi bahu, tendon yang sangat berperan adalah rotator cuff dan biceps. Beberapa cedera sendi bahu yang paling sering terjadi, antara lain subacromial bursitis, supraspinatus tendinitis, long head biceps tendinitis, rotator cuff tendonitis hingga sobekan rotator cuff (rotator cuff tear). Gejala dan tanda klinis yang dialami bervariasi, mulai dari ringan sampai berat. Cedera tersebut dapat mengakibatkan nyeri sendi yang sangat pada saat bergerak maupun istirahat. Di antara beberapa jenis cedera tersebut, kali ini kita akan membahas salah satunya, yaitu shoulder tendonisitis atau rotator cuff tendonitis.
Apa Itu Shoulder Tendonitis atau Rotator Cuff Tendonitis?
Shoulder tendonitis (atau rotator cuff tendonitis) adalah salah satu kondisi paling umum terjadi pada persendian bahu (rotator cuff). Penting untuk diketahui bahwa shoulder tendonitis hanya bagian dari masalah dan mengarah ke shoulder bursitis. Faktor umum penyebab rotator cuff tendonitis adalah olahraga. Tetapi terkadang gangguan ini juga bisa terjadi pada orang-orang di atas usia 40 tahun.
Rotator cuff tendonitis juga dikenal sebagai Swimmer’s shoulder, Pitcher’s shoulder, Shoulder impingement syndrome, Tennis shoulder atau Shoulder Bursitis. Rotator cuff tendonitis adalah suatu peradangan (iritasi dan pembengkakan) pada tendon bahu. Biasanya efek pelemahan pada bahu hanya terasa ringan sampai sedang.
Bagaimana Mengatasinya?
Secara umum, pemulihan cedera pada sendi bahu memerlukan waktu. Untuk mempercepat waktu pemulihan agar Anda dapat berlatih kembali, gunakan formula RICE (Rest atau istirahat; Ice atau kompres dengan es; Compression atau beri tekanan dengan menggunakan membalutnya dengan perban khusus; dan Elevation atau tinggikan bagian yang mengalami cedera). Penyembuhan jaringan lunak, seperti bahu, seringkali membutuhkan waktu antara 4 hingga 6 minggu.
Sedangkan perawatan untuk cedera rotator cuff dapat meliputi: istirahat, pengobatan anti peradangan, latihan kekuatan, terapi ultrasound, injeksi corticosteroid atau operasi (untuk cedera berat). Ada beberapa jenis latihan tertentu untuk membantu Anda memperkuat otot-otot di bahu Anda (terutama otot-otot rotator cuff, bagian yang membantu dalam gerakan bahu melingkar). Latihan-latihan ini tidak menyebabkan rasa sakit. Jika terasa sakit saat latihan, hentikan, periksakan ke dokter Anda, kemudian mulai kembali berlatih dengan beban yang lebih ringan.
Setelah mengetahui pentingnya untuk segera mengatasi cedera bahu Anda, maka jika Anda mengalami cedera pada sendi bahu, segera atasi dengan cepat dan tepat, agar Anda bisa segera kembali ke gym. Selamat berlatih dengan aman!