PROFIL ATLET TENIS MEJA
Nama : Erwin Dwi Meilinda
Tempat / Tanggal Lahir : Sumedang, 25 Mei 1997
Jenis Kelamin :
Perempuan
Alamat :
Dusun Pangkalan RT 03 RW 05 Desa Nagarawangi Kecamatan . Rancakalong
Sumedang
Agama : Islam
Sekolah/Universitas :
SMAN Ragunan
Mulai Latihan : Kelas 4 SD
Tinggi / Berat Badan : 152 CM / 52 KG
Data Prestasi :
·
Juara III
Kejuaraan Tenis Meja Se-Indonesia ITB
Open XIII 2011
·
Juara II POPDA Jawa Barat tahun 2012
·
Juara I O2SN
Jakarta 2012
·
Juara II Bergu
Putri Junior Se –Indonesia 2012
·
Juara II Double
Putri Junior ITTF Open di Bangkok, Thailand 2013
Putri dari pasangan Bapak Rahmat dan Ibu Iroh
Rohamah dari Desa yang jauh dari Kota Sumedang kini menjadi pembicaraan di
dunia tenis meja Indonesia, anak yang sejak SD di latih sendiri di samping
rumah oleh bapaknya, kemudian setelah
setelah SMP mulai rutin menimba ilmu di PTM Cortesa yang di latih Bapak Edi
Kurniadi sangat rajin dan mempunyai tekad yang kuat antara anak dan
orangtuanya. Betapa tidak berhasilnya perjuangan yang dilakukan bapak Rahmat
yang mengantarkan anaknya seminggu empat kali berlatih dari Rancakalong yang
jauh ke tempat latihan di Kota Sumedang, menghabiskan waktu 45 menit di
perjalanan kini mulai merasakan hasil jerih payahnya. Setelah pihak pelatih
dari Cortesa dan Orangtua berdiskusi mengingat pada saat lulus SMP mau kemana
arah tujuan pembinaan prestasi Wiwin yang mulai mampu bersaing di level
Jawabarat, namun selalu terbentur oleh pengalaman bertanding yang kalah di
bandingkan atlet dari kabupaten/kota lain yang lebih maju seperti Bandung dan
Bekasi, membuat orangtua mulai mengikutsertakan Wiwin pada Kejuaraan level
Nasional. Dan dari tiga pertandingan alhamdulillah menghasilkan prestasi juara
III Kejuaraan Tenis Meja Se-Indonesia ITB Open XIII 2011.
Ada satu hal yang mengganjal pihak pelatih dan
orangtua ketika prestasi Wiwin meningkat dan sarana prasarana di Sumedang sudah
tidak menunjang ditambah kompetisi pemain wanita di Sumedang sangat sedikit
membuat Wiwin harus berlatih berkeliling dan menggunakan biaya dari orangtua,
sedangkan yang lain sudah ada di club ataupun ada dalam jaminan pengcab PTMSI
masing-masing. Melihat hal itu pelatih akhirnya menyarankan Wiwin untuk
mengikuti seleksi PPLP di Jakarta. walaupun berat karena harus berpisah dengan
orangtua tapi dia punya tekad yang kuat untuk berprestasi maka dia pun akhirnya
mengikuti seleksi di PPLP Jakarta. Hasilnya sangat memuaskan semua yang daftar
ke PPLP semuanya berhasil dikalahkan Wiwin bahkan atlet terbaik PPLP Jakarta
berhasil di kalahkan. Hasil tes fisik pun dia paling unggul dari semu atlet
tenis meja PPLP Jakarta.
Tahun pertama di PPLP dia menjadi andalan PPLP
Jakarta, prestasi langsung didatangkan oleh Wiwin yang berasal dari Desa yang
terpencil dengan Juara pertama O2SN Tingkat SMA Se-DKI Jakarta, Juara II Beregu
Putri Junior Se-Indonesia dan yang paling berkesan menurut dia adalah ketika
seleksi tim POPNAS di Jakarta dia berhasil masuk Tim dengan rangking ke empat
dan itu pun hanya kalah oleh pemain yang sudah Training Center di China selama 6 bulan. Hal inilah yang membuat
dia dilihat oleh pemerintah dan di ikut sertakan pada Tim yang bertanding pada
event Cadet and Junior ITTF Open di Bangkok, Thailand 2013. Kejutan tidak
sampai dengan hanya ikut sertanya Wiwin ke Thailand tetapi di ganda Putri
junior wiwin berhasil memberikan medali perak kepada merah putih.
Kini perubahan status sosial mulai terasa ketika dia
sudah masuk tim Nasional dan bahkan bisa menjadi juara di level internasional.
Kasih sayang orang tua semakin terasa, dan keluarga besar mulai memandang dan
memperhatikan jejak karirnya. Dia merasa bangga ketika menjadi sosok teladan
yang bisa dibanggakan oleh keluarganya terutama di kampung halamanya, mulai
banyak anak-anak SD yang ingin mengikuti jejak karirnya sebagai pemain tenis
meja yang sukses. Ayahnya kini selalu mendapat tugas dari pihak UPTD Kecamatan
Rancakalong untuk melatih anak SD untuk mengikuti O2SN yang diadakan kabupaten
Sumedang.
Namun semua itu terjadi penuh perjuangan, ada rasa
jenuh ketika target sudah mulai mentok dan program latihan tidak mampu
menunjang bakatnya, pada saat itu titik jenuh sangat terasa dan peran
pelatihlah yang membantu ketika bapak Edi Kurniadi sebagai pelatih di PTM
Cortesa menyarankan dia untuk mengikuti seleksi PPLP di Jakarta.
Tapi semua itu adalah pilihan karena sekarang dia
berada dilingkungan atlet maka dia juga mulai mengerti arti profesionalisme.
Dan dia ingin terus membuktikan bahwa dia bisa meraih prestasi yang tinggi
selama kesempatan dan kepercayaan diberikan kepadanya, karena dulu ketika di
Sumedang pemerintah kurang dan tidak peka terhadap atlet-atlet yang berpotensi.
Dia ingin menginspirasi banyak orang bahwa dengan Olahraga terutama tenis meja
bisa membuat orang menjadi sukes. “Tak pernah terbayang dalam pikiranya untuk
bisa terbang ke Thailand tetapi nyatanya saya bisa kesana tanpa biaya dari
orangtua, itu yang paling berkesan,”
ungkap Wiwin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar