SUMEDANG BANGKIT

SUMEDANG BANGKIT
Tim Pelajar 2013

Senin, 04 Juni 2012

Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang



Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang

PDF

Print

E-mail


Tahukah kita asal usul Tahu Sumedang? Dari data historis, terungkap pengrajin tahu pada awalnya dirintis sejak abad ke 20-an. Konon ini berkaitan dengan “Perjalanan” orang yang bernama Ong Kino, sebagai imigran China ke Sumedang tahun 1900.
Menurut Ong Yoe Kim (71), tokoh tahu Sumedang. Kata “Tahu” itu berasal dari China yakni “Tao Hu” yang maknanya (Tao=Kacang, Hu=Lumat) atau sebagian orang cina menyebut “Tahu” sebagai daging tak bertulang.
Adapun Ong Kino adalah ayah kandung Ong Bun Keng, lelaki asal negeri China itu terinspirasi membuat tahu berbahan baku kedelai, karena kecintaan istrinya terhadap tahu. Sebagai “cikal bakal” tahu Sumedang, maka Ong Kino membuat tahunya dengan bahan baku kedelai lurik mirip telor puyuh. Kedelai itu merupakan jenis kedelai langka untuk ukuran sekarang. Awalnya tahu yang dibuat itu berukuran besar dan tebal. Lalu disiasatilah oleh Ong Kino dengan cara membagi tahu itu menjadi empat bagian supaya ukurannya tak terlalu besar. Selanjutnya Ong Kino memberi garam ke potongan tahu yang sudah berbentuk persegi itu.
Senada yang dikemukakan Ong Ce Ciang yang lebih suka dipanggil Suryadi (42),cucu dari Ong Bunkeng. “Tadinya mencoba mengolah Tahu itu untuk konsumsi keluarga sehari-hari, tapi karena banyak teman-teman kakeknya yang datang kerumah dan sering mencicipi tahu buatannya, maka di buatlah yang banyak sambil terpikir kenapa tidak di jual sajah ke masyarakat yang luas.
Pada sekitar tahun 1900, tahu cina ukuran kecil yang dirintis oleh Ong kino mulai di pasarkan oleh anaknya Ong Bun keng. Tahu buatan tahun 1917 itu merupakan cikal bakal harumnya nama tahu Sumedang. Usaha tahunya semakin maju sejak di kelola Ong Bun Keng di jalan 11 april 53 Tegalkalong, yang lebih dikenal dengan sebutan “Tahu Bun keng”.
Ketika dalam Sumedang pangeran soeriatmadja atau dalam mekah yang akan prgi ke daeraah Situraja mampir mencicipi Tahu buatan Ong bun keng, ternyata lezat dan gurih itu diapun berkata”Geuning ngeunah ieu kadaharan teh, moal burung payu geura (lezat dan enak makanan inih, pasti akan laku)”.
Ucapan pangeran itu mendongkar semangatnya untuk mengembangkan usaha yang lebih propesional, dan ternyata yang tahu bun keng yang awalnya hanya dikerjakan oleh keluarga, kini bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar yang jumlahnya mencapai 30 orang.
Dan sejak tahun 1950, nama Bun keng Tahu makin berkembang dan kian banyak menyukainya sehingga kini sudah buka cabang di jln.M.Abdurahman No.50 dan 155 serta di jln. Prabu Gajah Agung ujar suryadi(Ong ce Ciang). Cucu ong bun keng keturnan ke-empat itulah yangsekarang di percaya untuk mengelola tahu bun keng. Meskipun cukup sukses mengolah usaha tahunya, suryadi berharap bisa bermitra dengan pengusaha tahu lainnya.

STRATEGI DAN PROGRAM KONI, SEMANGAT OLAHRAGA INDONESIA


Strategi dan Program

STRATEGI:
PENGUATAN FUNGSI ORGANISASI KONI PUSAT DAN KONI PROVINSI,  SERTA PENGURUS BESAR  DAN PENGURUS PUSAT INDUK CABANG OLAH RAGA.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA DARI SEMUA UNSUR, BAIK PELATIH, MANAJER, ATLET, MAUPUN STAF, DAN MENGOPTIMALKAN SARANA PRASARANA OLAHRAGA GUNA MENINGKATKAN PRESTASI ATLET, KINERJA PELATIH DAN MANAGER.
MELAKUKAN REKRUTMENT DAN PEMBINAAN ATLET SECARA BERTINGKAT DAN BERKELANJUTAN, MELALUI PROGRAM STRATEGIS PRIMA, MULAI DARI ATLET PRATAMA SAMPAI ATLET MUDA DAN UTAMA, DENGAN PENERAPAN  SPORT SCIENCE &  TECHNOLOGYSERTA MEMBANGUN KARAKTER OLAHRAGAWAN YANG MELIPUTI ATLET, PELATIH, MANAJER DAN STAF KONI DAN KONI PROVINSI, GUNA MENCAPAI PRESTASI OLAHRAGA DI TINGKAT DAERAH, NASIONAL, DAN INTERNASIONAL.
MENDORONG KERJASAMA ANTAR LEMBAGA PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG SINERGITAS KEOLAHRAGAAN NASIONAL, TERMASUK DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA KEOLAHRAGAAN DARI NEGARA-NEGARA SAHABAT.
PROGRAM:
MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN KEMENEGPORA, KEMENDIKNAS, KEMENBUMN, KEMENKOKESRA, KEMENPU, PEMDA (PROPINSI, KABUPATEN DAN KOTA), KOI, KOMI, KONIDA DAN PB/PP SERTA LEMBAGA PENDIDIKAN (UNIVERSITAS, AKADEMI DAN SEKOLAH2 OLAHRAGA ) SERTA PERUSAHAAN2 SWASTA BERUPA MOU DI BIDANG ANGGARAN, INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL ATLET.
MEMBINA ORGANISASI KONI DAN KONI PROVINSI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERAN DAN FUNGSI ORGANISASI DALAM REKRUTMEN SERTA PEMBINAAN ATLET DI DAERAH DAN MENGEFEKTIFKAN FUNGSI PPLP DAN PPLM, SERTA CLUB-CLUB OLAHRAGA DENGAN MEMBENTUK SATUAN PELAKSANA PROGRAM INDONESIA EMAS DAERAH,  SEBAGAI UPAYA MENGATASI KENDALA AKADEMIS BAGI ATLET YANG MASIH DUDUK DI BANGKU SEKOLAH DAN BAGI ATLET YANG BEKERJA SEBAGAI PROFESIONAL.
MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN FUNGSI SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DI  TINGKAT DAERAH MAUPUN PUSAT, SERTA FASILITAS OLAHRAGA TNI DAN POLRI, GUNA MENINGKATKAN PRESTASI ATLET DAERAH DAN ATLET ANDALAN NASIONAL.  INIPUN SEBAGAI SUATU TEROBOSAN, GUNA MENGATASI KENDALA TERUTAMA DI DAERAH DIHADAPKAN KEPADA SEGALA KETERBATASAN STAKE HOLDER OLAHRAGA DI DAERAH.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM SERTIFIKASI PELATIH DAN WASIT,  MELALUI KURSUS-KURSUS PENDIDIKAN DAN KEPELATIHAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM BEASISWA UNTUK ATLET DAN PELATIH, SERTA STAF KONI DAN KONI PROVINSI SERTA SATLAK PRIMADA.   PROGRAM INI ADALAH BENTUK REWARD YANG HARUS KITA BERIKAN DALAM RANGKA MEMBERIKAN KESEJAHTERAAN BAGI MEREKA YANG BERPRESTASI.
MENGOPTIMALKAN PROGRAM PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA PRESTASI DI MASING- MASING  DAERAH, YANG LEBIH DI FOKUSKAN DENGAN MENENTUKAN SENTRA- SENTRA KEUNGGULAN SETIAP  CABOR MELALUI KEJUARAAN-KEJUARAAN ANTAR WILAYAH (PORWIL) DENGAN PENDEKATAN SPORT SCIENCE AND TECHNOLOGY. PROGRAM INI HARUS KITA WUJUDKAN SECARA OPTIMAL BILA KITA INGIN MEMILIKI KEUNGGULAN KOMPETITIF DAN KEUNGGULAN KOMPERATIF DALAM PERCATURAN OLAHRAGA INTERNASIONAL.

KEUNGGULAN TENIS MEJA


  • Kelihatannya biasa, tapi tenis meja olahraga istimewa. Bisa sebagai terapi tambahan, bisa pula memperbaiki kinerja kita dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti tenis meja merupakan cabang olahraga yang cukup efektif dalam menghasilkan keringat. Dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO. menjelaskannya dalam tulisan berikut.
Dibandingkan dengan yang lainnya, tenis meja memiliki beberapa keunggulan. Cabang olahraga ini mempunyai peran sangat penting dalam bidang rehabilitasi. Ia merupakan terapi rekreasi yang tak ternilai harganya untuk penyandang cacat fisik seperti polio, paraplegia, hemiplegia, ampute (bagian badannya ada yang diamputasi), radang sendi, dan lain-lain. Bahkan, pun untuk penderita penyakit mental. Karena itu, dewasa ini di semua instansi perawatan penyakit mental negara-negara maju, tenis meja digunakan sebagai olahraga untuk terapi tambahan.
Sebagai olahraga pendukung, permainan "tenis" di meja kecil ini bisa pula membantu memantapkan kondisi untuk olahraga lain. Belum disebut pula perannya yang sangat berarti untuk meredakan ketegangan atlet olahraga lain saat musim kompetisi seperti atlet catur dan bridge. Bahkan kalau Anda memiliki anggota keluarga yang sudah lanjut usia, tenis meja juga bagus untuk mereka. Semua itu, oleh karena tenis meja mempunyai pengaruh pemantapan kondisi.
Secara fisologis saja, olahraga ini sudah memberi keuntungan kepada para pemainnya. Pada waktu melakukannya, segala penyimpangan masalah kesehatan dan tekanan kehidupan sehari-hari akan berkurang. Dari penelitian-penelitian tampak bahwa setelah berolahraga mereka menjadi lebih segar bugar.
Jangan pula dikira, respons yang otomatis dan sangat cepat dalam permainan tens meja tidak memberikan keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang atlet tenis meja cenderung memiliki reaksi lebih cepat dalam keadaan gawat mendadak.
Paling Cepat
  • Sifat pingpong sangat individualistik. Pun ia merupakan cabang olahraga yang ekspresif dan temperamental. Untung saja, karena bukan tergolong olahraga kontak, cedera jarang terjadi.
Cedera akut, subakut, dan kronis terutama terjadi pada lengan yang digunakan untuk main, dan tungkai atau kaki, meski yang terakhir ini lebih jarang. Seperti halnya olahraga lain, sesekali jatuh dapat pula terjadi.
Yang sering justru cedera ringan macam lepuh (blister) dan kejang. Blister alias lepuh paling sering terjadi pada tangan dan jari yang memegang bat, akibat tekanan langsung secara konstan. Namun, ukuran sepatu yang kurang tepat atau kaus kaki yang melipat sehingga menimbulkan gesekan terus menerus pada telapak kaki, juga bisa menghasilkan lepuh pada kaki.
Kejang pada otot-otot bisa muncul karena kehilangan garam akibat keringat mengucur berlebihan, terlalu panas, penggunaan otot berlebihan, peregangan berlebihan, dan kelelahan berlebihan (over fatigue). Meski, kejang bisa pula disebabkan oleh makanan atau gangguan peredaran darah setempat pada bagian badan tertentu (misalnya sepatu terlalu sempit, tali sepatu terlalu kencang, celana terlalu ketat, dll).
Cedera pada otot dan tendon timbul karena kerja otot yang keras. Misalnya pada waktu melakukan stroke tajam, chop, atau lop. Para atlet tenis meja sering mengalaminya pada gelang bahu, sekitarsiku, lengan bawah, pergelangan tangan, atau pada tangan karena terus menerus memegang bat dengan kencang.
Karena merupakan olahraga indoor, kita dapat memainkannya kapan saja, bahkan di musim hujan. Sedangkan peralatannya relatif tidak terlalu mahal lagi pula tak memerlukan ruangan terlalu luas. Luas lapangan permainan yang sangat terbatas menuntut reaksi sangat cepat dalam mengembalikan bola, sehingga cabang olahraga ini merupakan olahraga paling cepat diantara olahraga permainan yang ada.
Uniknya, meski saat pertandingan atlet tenis meja memerlukan kemampuan fisik luar biasa, pada permainan bukan pertandingan, siapapun baik pria maupun wanita dengan berbagai tingkatan usia dan kondisi fisik, tetap dapat menikmati olahraga ini.
Perlu refleks dan konsentrasi
  • Memang benar, cabang olahraga ini dibedakan atas tenis meja yang dipertandingkan (kompetitif) dan yang tidak dipertandingkan (non-kompetitif). Jelas saja, pada tenis meja non kompetitif persyaratan fisik dan fisiologis jauh berbeda dari yang dipertandingkan.
Persyaratan terpenting adalah keterampilan yang neuromuskuler (saraf otot) untuk memproleh kondisi refleks dan konsentrasi yang baik. Kedua komponen tersebut boleh dikatakan merupakan persyaratan terpenting pada tenis meja non-pertandingan.
Sebaliknya, pada tenis meja kompetitif atau yang dipertandingkan, kedua hal itu saja jauh dari cukup. Diperlukan kecepatan yang hebat, kekuatan memukul, dan endurance (daya tahan). Jadi selain tenaga, juga sangat dibutuhkan daya tahan otot, jantung dan pernapasan.
Seorang atlet pingpong yang harus menjalani pertandingan juga harus mampu lari 5 km agar bisa meraih dan mengembalikan bola yang kecepatan maksimumnya bisa mencapai 125-140 km perjam. Memang benar, pencapaian refleks dan konsentrasi yang terkondisi merupakan persyaratan utama pada tenis meja kompetitif. Namun, kelincahan kaki, kecepatan, antisipasi, koordinasi, dan taktik juga sangat penting.
Kondisi refleks atau refleks yang dimiliki pemain bukan diperoleh secara genetis, karenanya pemain harus berlatih sejak awal. Apalagi kondisi refleks akan melemah dengan berjalannya waktu. Makin kurang baik kondisi refleksnya, makin cepat hilangnya. Ini menunjukkan, untuk memelihara atau meningkatkan kondisi refleks diperlukan program latihan yang konsisten dalam jangka waktu cukup lama. Maka dari itu untuk menjadi pemain kompetitif, kita harus melakukan latihan terencana selama 4-5 tahun plus memiliki pengalaman pertandingan.
Umur paling baik untuk menjadi pemain tenis meja kompetitif pada pria adalah 18-30 tahun dan pada wanita 16-26 tahun.
Barangkali perlu dicatat adanya sedikit perbedaan antara pria dan wanita dalam respons fisiologis. Persisnya, dalam mengembangkan keterampilan neuromuskuler untuk meningkatkan tenaga otot (terutama pada lengan yang digunakan untuk main), daya tahan otot (pada lengan yang digunakan untuk main dan kedua kaki), serta daya tahan jantung dan pernapasan. Ini terjadi lantaran wanita sedikit lebih lemah.
Karena kebugaran fisik dan mental diperlukan dalam tenis meja kompetitif, pemeriksaan klinis terhadap atlet-atlet tenis meja harus betul-betul teliti. Selain pemeriksaan fisik lengkap, juga harus dilakukan evaluasi terhadap metode latihan, pengaturan makan, keadaan lingkungan, masalah usia, seks dan pekerjaan, serta pencegahan cedera.
Karena merupakan olahraga indoor, maka perlu diberikan perhatian pada kondisi paru-paru. Artinya, secara periodik haruslah diadakan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan dengan sinar rontgen. Juga karena permainan ini biasanya menggunakan sinar lampu, pemeriksaan mata secara periodik pun sangat dianjurkan.
Nah, kalau semuanya beres, bersiaplah menjadi atlet tenis meja handal, atau kalau bukan atlet, setidaknya pemain kehidupan yang lebih gesit dan bugar berkat tenis meja.*