SUMEDANG BANGKIT

SUMEDANG BANGKIT
Tim Pelajar 2013

Kamis, 15 Maret 2012

Menganalisa Teori Tendangan Bebas Cristiano Ronaldo


Menganalisa Teori Tendangan Bebas Cristiano Ronaldo

Ronaldo menggunakan "teori angin" untuk merubah laju bola..?
Semua orang pasti tahu ancang-ancang free kick tersebut. Ya, itu milik Cristiano Ronaldo. Salah satu pemain terbaik di dunia saat ini. Hmm, ternyata bukan hanya ancang-ancangnya saja yang unik tapi cara menendangnya juga unik. Tidak jarang dari tendangan bebas yang di lakukannya menghasilkan gol untuk timnya. Arah bola yang dihasilkan dari tendangannya juga unik, karena bola bisa berubah arah dalam sekejap. Sekarang saya coba membahas cara (tehnik) tendangan bebas Ronaldo dan mengapa bisa seperti itu.

Beckham, menggunakan tehnik menggesek bola.
Begitu banyak pemain yang piawai dalam mengeksekusi bola mati, seperti Juninho, Alessandro Del Pierro sampai yang paling famous David Beckham. Mereka seperti sudah terlatih untuk melakukan itu. Kebanyakan dari pemain mengeksekusi tendangan bebas dengan menggesek bola, hal tersebut untuk memberikan efek melengkung (pisang) untuk mengecoh kiper agar bola terlihat menjauh kemudian membelok kembali. 

Berbeda dengan Cristiano Ronaldo, dengan pemikiran yang matang dan latihan yang sering Ronaldo mencoba melawan arus dengan apa yang dilakukan oleh para seniornya. Jika seniornya melakukannya dengan menggesekkan bola Ronaldo justru tidak menggesekkan bola, dia hanya menendang bola jauh ke arah gawang dan berharap angin dapat merubah laju bola. Mengapa demikian?

Jika bola yang dihasilkan Beckham adalah gesekan artinya tendangan Beckham terdapat daya angin yang kencang sehingga angin sulit mengganggu laju bola karena perputaran akibat gesekan bola sangat kuat. Bola beckham terus menghasilkan perputaran yang menghasilkan angin dari perputaran tersebut sampai bola itu berhenti berputar.
bola yang berputar cepat sulit di pengaruhi angin
Nah, tendangan yang di lakukan Ronaldo hanya mendorong bola jauh kedepan. Tanpa menggesek bola, sehingga bola terbang diam. Bola yang di hasilkan tidak punya energi angin, karena tidak bergerak. Disinilah angin dengan mudah merubah laju bola dari tendangan Ronaldo.

Ronaldo hanya 'mendorong' bola jauh ke gawang
Tendangan yang dilakukan Cristiano Ronaldo cenderung lurus dan tidak memberikan efek melengkung seperti yang dilakukan David Beckham. Hal ini justru memudahkannya untuk mengarahkan bola tepat ke sasaran. Selain itu tendangan yang dihasilkan Ronaldo juga memiliki kecepatan yang luar biasa, pada sebuah penelitian pernah kecepatan tendangan Ronaldo hampir menyamain kecepatan Cheetah (kalau tidak salah gol nya ke gawang Real Zaragoza). Sekedar info, tendangan Cristiano Ronaldo bisa mencapai kecepatan 130 km/hour. Yang saya bingung bagaimana caranya Ronaldo bisa menendang dengan kecepatan seperti itu tanpa kekuatan yang penuh?
Saya yakin Ronaldo sudah paham betul tentang teori ini, dari perputaran bola sampai arah angin. Ditambah dengan latihan yang sering hasilnya seperti sekarang ini. Sungguh tendangan bebas yang unik!

Lalu kenapa bola tendangan Ronaldo berubah arah ketika sudah di depan Kiper..??
Inilah teorinya : saat Ronaldo menendang, ada sedikit kekuatan dorongan  (putaran) yang di hasilkan dari tendangannya. Semakin lama, bola semakin sedikit menghasilkan tenaga dan di saat ini lah angin merubah arah. Makanya tidak jarang kiper sulit memblok bola (kaget) meskipun sudah menebak arah bola. Itu juga yang menyebabkan bola yang ditendang ke atas tiba-tiba jatuh dan masuk ke gawang. Inilah yang saya sebut sebagai "teori angin". Semakin lama bola melayang maka kekuatan bola akan semakin sedikit bahkan hilang , nah pada saat inilah angin mempengaruhi bola hingga jatuh ketanah.

Dari sekian banyak gol yang di hasilkan lewat tendangan bebasnya, lebih banyak di hasilkan dari jarak lebih dari 25 meter ke arah gawang, hal ini karena memperbesar kemungkinan teori tersebut. Jika dari jarak dekat maka Ronaldo sulit menggunakan teori ini. Namun bagaimanapun juga hal itu butuh latihan khusus dan sering untuk melakukannya.

Salah satu tendangan bebas Ronaldo :

Cristiano Ronaldo free kick 105 km/hr

Setiap akan melakukan tendangan bebas, Ronaldo selalu mengambil jarak sekitar 4-6 langkah kemudian melebarkan kakinya. Hal ini dilakukannya untuk menyeimbangkan kedua kakinya. Kemudian, sebelum mengeksekusi Ronaldo selalu menghirup udara pelan-pelan lalu menghembusakannya keluar seperti membuang beban. Hal ini dilakukannya agar lebih rileks dan dapat berkonsentrasi sambil mengumpulkan kekuatan dikaki kanannya.

tarik nafas dalam-dalam dan renggangkan otot
Tendangan bebas yang dilakukan Ronaldo Berpotensi menimbukan cedera panjang..
Mark Hughes, mengaku telah lama mengamati cara mantan gelandang sayap Manchester United itu  dalam mengeksekusi tendangan bebas. Dan menurut penilaiannya, Ronaldo punya cara yang unik saat menendang bola. "Cara Ronaldo melakukan tendangan bebas sangat unik dengan pemain manapun. Itu adalah talenta luar biasa yang mampu membuat masalah besar bagi para kiper. Namun teknik yang digunakan tidak biasa," kata Hughes kepada SkySports.com.
Menurut Hughes, Ronaldo memberikan tenaga lebih untuk paha dan otot di sekitar lututnya saat melakukan tendangan bebas. Bila tidak dilakukan dengan benar, teknik ini cukup berpotensi untuk menimbulkan cedera.

"Saya kagum dengan Ronaldo yang memilik tenaga dan kekuatan untuk melakukan teknik seperti itu. Jika itu saya lakukan bahkan ketika saat masih menjadi pemain, saya pasti akan dapat masalah," kata Hughes. 

prepare..
looking..
shoot..
to target..
and goal, I'm the best.. haha
Tetapi hal itu mungkin hanya beberapa persen saja, selebihnya saya yakin Ronaldo telah cukup sering melakukan latihan tendangan bebas dan memiliki akurasi tendangan yang bagus.  Dari hasil survey, tendangan bebas milik Cristiano Ronaldo memang paling sulit ditebak dibanding Beckham dan yang lainnya. Hmm, gimana? Itu menurut analisa saya saja, jika memiliki analisa lain silahkan komen.. :D

Jumat, 09 Maret 2012

faktor yang terlupakan di TENIS MEJA


Memasuki era globalisasi terutama dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan pelatihan diharapkan untuk meningkatkan seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki sehingga mampu melaksanakan tugas utamanya yaitu: mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik baik pada tingkat dasar sampai pada tingkat menengah.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan olahraga di sekolah yang diterapkan dengan baik, serta diarahkan, dilatih dibimbing dan dikembangkan sehingga pembibitan olahraga yang berbakat akan lebih cepat berhasil.
Olahraga tenis meja adalah salah satu sarana yang dapat menunjang proses pencapaian pendidikan secara integral. Menyadari akan hal itu, pelatih harus benar-benar mampu menciptakan suatu pelatihan agar anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan potensi yang tinggi.
Permainan  tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat  luas, terutama masyarakat sekolah termasuk perguruan tinggi. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh masuknya cabang ini dalam kurikulum di sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di dalam rumah dengan peralatan yang relatif murah, serta tidak membutuhkan tempat yang luas. Tenis meja dapat dimainkan dan dinikmati oleh semua anggota keluarga dan memberi gerak badan serta hiburan kepada pemain-pemain semua tingkat usia, dan termasuk juga mereka yang cacat jasmaninya.
Tenis meja membutuhkan kelengkapan kondisi fisik agar mampu mendapatkan prestasi lebih tinggi, di samping penguasaan teknik, taktik serta strategi. Seperti yang dikemukakan oleh Mochamad Sajoto dalam bukunya; pembinaan  kondisi fisik dalam olahraga bahwa kalau seseorang atlit ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti:
Kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular power), kecepatan (speed), koordinasi (coordination), kelentukan (fleksibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), reaksi (reaction).
Dari semua kompenen fisik yang tersebut di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dalam permainan tenis meja perhatian terhadap komponen kelentukan, khususnya kelentukan pergelangan tangan bagi pelatih di daerah ini, tampaknya masih perlu ditingkatkan berkaitan dengan tenis meja, ini dapat dilihat pada pesta olahraga nasional yang hasilnya belum sejalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Khusus cabang tenis meja kelentukan pergelangan tangan perlu mendapat perhatian khusus dimana dalam pelaksanaan pelatihan  tenis meja yang diberikan oleh pelatih di sekolah mungkin hanya memperhatikan penguasaan teknik keterampilan-keterampilan saja.
Oleh sebab itu, masih perlu dibina dan diarahkan siswa untuk diberikan latihan-latihan kondisi fisik seperti kelentukan, karena kelentukan pergelangan tangan dalam olahraga tenis meja sangat dibutuhkan bahkan sangat menentukan menang atau tidaknya dalam suatu pertandingan. Di samping itu harus ditunjang keterampilan penguasaan  teknik dasar seperti melakukan  pukulan forehand.
Kekurangan yang dapat dilihat penyebabnya yakni kurangnya informasi dan penelitian tentang hubungan antara komponen kondisi fisik yang berkaitan dalam keterampilan bermain tenis meja seperti kelentukan dan keterampilan melakukan pukulan forehand, sehingga tidak tepat kalau orang beranggapan bahwa di dalam bermain tenis meja yang harus kita kuasai hanya  keterampilan dasar saja tanpa disertai unsur kondisi fisik. Dengan kekurangan informasi ini sehingga prestasi yang dicapai ditingkat Nasional masih perlu pembinaan yang lebih optimal.
Oleh karena itu, untuk membuktikan pernyataan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan maksud ingin mengetahui sejauh manakah hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap ketepatan melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja di SMU Katolik Rosa Delima Tondano.
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap ketepatan melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja di SMU Katolik Rosa Delima Tondano.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna:
  1. Bagi masyarakat penggemar olahraga tenis meja, untuk menjadi bahan masukkan dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan permainan di bidang olahraga khususnya tenis meja.
  2. Untuk memperoleh konsep ilmiah yang dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pelatih, pembina, dan pelajar yang berbakat serta masyarakat pada umumnya.
Fleksibilitas adalah bagian yang sangat penting bagi semua cabang olahraga. Oleh karena itu, unsur fleksibilitas harus mendapat perhatian yang lebih khusus dalam tiap latihan terutama cabang olahraga yang banyak membutuhkan fleksibilitas, antara lain tenis meja.
Dalam permainan tenis meja banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satu faktor adalah kondisi fisik antara lain, fleksibilitas. Sebab fleksibilitas ini sangat menunjang dalam keterampilan melakukan pukulan forehand pada permainan tenis meja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Peni Mutalib:
“Fleksibilitas yaitu komponen yang memungkinkan gerakan sendi yang makin luas, hanya perlu diingat bahwa makin kuat otot makin besar tendonnya, sehingga latihan fleksibilitas harus diikuti latihan kekuatan dengan demikian akan didapat tendon yang kekar dan tetap fleksibel”
Pendapat lain yang juga dikemukakan oleh Harsono bahwa :
“Orang yang fleksibel adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai suatu otot yang elastis,biasanya terbatas ruang gerak sendi-sendinya. Jadi faktor utama yang membantu menentukan fleksibilitas adalah elastisnya otot”
Dalam melakukan aktivitas olahraga unsur fleksibilitas sangatlah diperlukan untuk tidak terjadinya suatu yang tidak kita inginkan seperti cedera terutama pada persendian. Mochmad Sojoto mengemukakan bahwa: “Fleksibilitas adalah keefektifan seseorang dalam mengulurkan seluas-luasnya terutama otot-otot, ligamen pada sekitar persendian” Dengan demikian, orang yang lentuk adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya serta mempunyai otot yang elastis.
Jadi kelentukan pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan forehand, dimana tangan yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan terarah pada sasaran yang diinginkan.
Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelentukan pergelangan tangan turut menunjang dalam melakukan pukulan forehand dalam permainan tenis meja.
  1. Hakekat ketepatan melakukan pukulan forehand
Pendapat ini dikemukakan oleh Rainer Martens yang menyatakan bahwa teknik melakukan pukulan forehand adalah:
  1. Tahap persiapan
    1. Dalam posisi siap
    2. Tangan dilemaskan
    3. Bed sedikit dibuka untuk menghadapi back spin, sedikit ditutup atau tegak lurus untuk menghadapi top spin.
    4. Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
    5. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand.
    6. Tahap pelaksanaan
      1. Putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul
      2. Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.
      3. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.
      4. Untuk menghadapi back spin, bed harus digerakkan sedikit lebih rendah.
      5. For Ward Swing
        1. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri
        2. Tubuh diputar ke depan bertumpuh pada pinggang dan pinggul.
        3. Tangan diputar ke depan dengan bertumpuh pada siku.
        4. Kontak
        5. Tahap akhir
          1. Bed bergerak ke depan dan sedikit naik ke atas.
          2. Kembali keposisi siap.


KRITIK DAN SARAN MENURUT LAYANAN BK
Masalah ini sangat ini sangat menarik untuk di bahas karena sebagai mana kita ketahui permainan tenis meja hampir ada di setiap kota atau kabupaten di Indonesia ini. Permainan ini memang sangat bagus untuk menguji mental seseorang karena di permainan ini sangat membutuhkan ketenangan dalam berpikir penempatan bola, pengontrolan emosi dalam mengeluarkan tenaga, dan daya intelek untuk bagaimana membuat poin secepat mungkin. Berbeda dengan permainan cabang olahraga lain yang dominan tenaga seperti bulutangkis, sepakbola, bahkan di sepokbola tanah air kita banyak yang mengakibatkan keributan bai itu antar pemain juga antar penonton. Ada juga yang dominan pikiran seperti catur.
Dengan demikian skirpsi ini sangat baik untuk dikaji lebih dalam lagi dari segi Bimbingan Konseling. Dalam melakukan pukulan Forehand diperlukan pemikiran yang cermat agar bola yang dihasilkan seperti yang kita inginkan, baik itu drive, top spin, ataupun backspin. Ini semua bisa dilakukan hanya dalam keadaan yang tenang dn juga memiliki tehnik yang baik tentunya, tetapi tetap yang dominan adalah ketenangan karena permainan ini dibatasi dengan meja sehingga bola harus jatuh dipermukaan meja lawan terlebih dahulu, dan tidak semua orang bisa melakukan hal ini.
Kritik dan Saran
Banyaknya pelatih yang memberikan pelatihan tenis meja di Indonesia yang tidak detail atau mendalam. Hal ini sangat menghambat meningkatnya performa atlet di masa keemasanya. Hubungan kelentukan pergelangan tangan dengan ketepatan melakukan pukulan forehand pada permainan tenis meja sangat ditunjang juga dengan konsentrasi penuh, ketika atlet tidak konsentrasi maka ketepatan akan tidak maksimal.
Masalah ini sangat berkaitan dengan psikis atlit dimana atlet tenis meja seharusnyaselalu mendapat layanan bimbingan dan konseling. Karena dengan cabang olahraga yang mengandalkan kecepatan dan daya tahan di tuntut konsentrasi dimana konsentrasi itu di pengaruhi banyak faktor psikologi.
Atlet yang masih muda selalu rentan dengan masalah yang hampir dimiliki remaja lainya. Untuk itu tidak heran juara pada kejuaraan tenis meja masih banyak diraih oleh atlet – atlet tua. Hal ini disebabkan tidak adanya layanan bimbingan dan konseling  di sekolah – sekolah tenis meja bahkan di club – club profesional sekalipun.
Alternatif bantuan yang diberikan kepada atlet atlet muda guna mencapaimaasa keemasan yang sangat kompeten dan sukses diantaranya adalah pemberian masukan bahwa masalah profesionalisme sangat mutlak untuk diterapkan ketika si anak tersebutmemilih menjadi seorang atlet. Bahwa atlet profesional ketika sedang berlatih dan bertanding selalu fokus akan tugasnya,dan masalh yang dia hadapi dia simpan dan dilupakan sejenak di saat latihan. Alternatif yang lain adalah mencegah penggunaan handphone dan media jejaring sosial lainya yang dianggap rentan mengundang masalah, bahakan masalah pribadi anak tersebut. Di club – club elit hal ini sudah di terapkan. Jadi setiap anak yang ingin masuk club dan berlatih disana tidak boleh menggunakan handphone dan media jejaring sosial lainya.  Dan masih banyak alternatif – alternatif lainya yang sebenarnya kalau dipikirkan oleh para pelatih sangtlah penting, karena bagaimanapun atlet yang mereka latih adalah anak – anak yang menuju remaja, remaja yang menuju dewasa, bahkan atlet yang dewasa pun pasti memiliki masalah.
Di cabang olahraga tenis meja sangat pentingnya konsentrasi maka sudah tentu bimbingan konseling yang tidak tersedia di club – club sekarang ini  harusnya mulai dirancang dan diadakan di setiap club. Namun kesadaran dari pihak pelatih akan hal ini kurang begitu timbul. Di tingkat nasional pun tidak ada layanan bimbingan konseling yang khusus menangani cabang – cabang olahraga tertentu.
Tidak adanya layanan bimbingan konseling di pelatihan cabang olahraga tenis meja sangatlah jelas menghambat meningkatnya atlet-atlet muda kita dalam menerima materi latihan. Banyaknya atlet yang tidak bisa berlatih maksimal karena faktor psikis baik itu adanya masalah pribadi atau banyak tugas di sekolahnya membuat atlet tenis meja sangat sulit berbicara di level internasional. Ini merupakan suatu  tugas kita bersama untuk menyelesaikan masalah –masalah para atlet supaya mereka bisa latihan dengan maksimal dan dengan konsentrasi penuh.